Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi sumber daya alam pada akhirnya akan berbuah manis bagi perekonomian bangsa.
“Ini memang pahit bagi pengekspor bahan mentah. Ini juga pahit bagi pendapatan negara jangka pendek. Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan Ini akan berbuah manis pada akhirnya,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Jokowi menekankan kebijakan hilirisasi sumber daya alam harus terus dilanjutkan karena akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Indonesia, kata Jokowi, tidak boleh hanya menjadi negara kaya sumber daya alam, namun tidak mampu mengelola kekayaan tersebut sehingga tidak mendapatkan nilai tambah ekonomi. Status negara kaya sumber daya alam saja, ujar Jokowi, tidak cukup karena dikhawatirkan akan membuat Indonesia menjadi bangsa pemalas tanpa memperoleh nilai tambah.
Baca juga: Bambang Soesatyo: Indonesia negara yang besar tak boleh bangkrut
“Saya ingin tegaskan Indonesia tidak boleh seperti itu. Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber daya, mampu memberikan nilai tambah dan menyejahterakan rakyatnya,” ujarnya.
Untuk memperoleh nilai tambah dari sumber daya alam, kata Jokowi, perlu ada hilirisasi. Pemerintah menerapkan hilirisasi dengan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.
Pemerintah, ujar Jokowi, juga telah mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian guna menghidupkan kembali hutan setelah wilayah tersebut dijadikan lokasi tambang.
Kepala Negara menuturkan bahwa Indonesia ingin melakukan hilirisasi tidak hanya pada komoditas mineral, melainkan juga non-mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa dan komoditas potensial lainnya.
“Yang mengoptimalkan kandungan lokal dan yang bermitra dengan UMKM Petani & Nelayan sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil,” kata Presiden Jokowi.
Hilirisasi dan ekonomi hijau, kata Jokowi, dapat menjadi jendela kesempatan (windows opportunity) Indonesia untuk meraih kemajuan karena Tanah Air sangat kaya dengan kandungan sumber daya alam.