Jombang - Buku dan kaset tentang mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid yang dijual di lingkungan makam Gus Dur kompleks Ponpes Tebu Ireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, menjelang bulan puasa ramadhan ini, diminati peziarah. "Sudah sebulan ini, penjualan buku dan kaset tentang Gus Dur meningkat dibandingkan sebelumnya," kata seorang penjual buku di depan makam Gus Dur, Waldi (51), Minggu. Di dampingi belasan penjual buku dan kaset Gus Dur, Waldi menjelaskan, meningkatnya penjualan buku dan kaset yang dijajakan 15 penjual yang diperbolehkan berjualan di lingkungan dalam makam Gus Dur, karena jumlah peziarah meningkat sejak sebulan yang lalu. Sebelum itu, kata Waldi, rata-rata seorang penjual hanya mampu menjual sekitar 10 buku dan kaset dalam sehari. Namun, sejak sebulan yang lalu, terjadi peningkatan penjualan buku dan kaset hingga mencapai 20 buku dan kaset lebih/hari, setiap penjual. Para penjual, dalam memasarkan buku dan kaset tersebut, langsung mencegat peziarah persis di depan pintu keluar makam."Tiga buku ini yang selama ini laku keras dibeli peziarah," tambah Siti Rokhayah (33), penjual lainnya. Tiga buku itu, yaitu berisi tentang kumpulan humor Gus Dur, biografi Gus Dur dan Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid Guru Bangsa, Bapak Pluralisme."Kaset yang kami jual berisi sholawatan dengan Gus Dur, termasuk di dalamnya ada juga Cak Nun yang tampil di disini," jelas Waldi memberikan gambaran. Menurut dia, ketiga buku yang laris tersebut, semuanya disusun oleh H. Syamsul Hadi dan diterbitkan Zahra Book Jombang yang masih lingkungan Ponpes Tebu Ireng. Termasuk, produk VCD kaset sholawat Gus Dur yang juga diminati peziarah. "Di luar kompleks makam ini, juga ada dijual buku tentang Gus Dur, tapi selama ini yang laris hanya tiga jenis buku ini," katanya menjelaskan. Waldi mengatakan, semua penjual di lingkungan makam Gus Dur, menjual dengan harga sama, dengan harga Rp10.000,00 per buku maupun kaset."Pembelinya tidak hanya yang beraga Islam, ada juga peziarah kalangan Budha juga Kristen," katanya menambahkan. Seorang penjaga pos jaga makam Gus Dur, Khirulo (35) menjelaskan, peningkatan peziarah di makam Gus Dur, yang terjadi sejak sebulan lalu, juga dinikmati warga masyarakat di sekitar kompleks makam yang berjualan berbagai aneka barang, termasuk cendera mata. "Semua ikut menikmati berkah meningkatnya pengunjung," katanya. Ia memperkirakan, jumlah peziarah yang biasanya berkisar 2.000 peziarah/hari, sejak sebulan lalu meningkat tajam sekitar 3.000 peziarah per harinya. "Bahkan bisa jadi lebih, sebab kami tidak ada data yang pasti," katanya menjelaskan.
Buku Gus Dur Diminati Peziarah
Minggu, 24 Juli 2011 19:41 WIB