Washington (ANTARA) - Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada bersama-sama mengutuk serangan di ibu kota Brazil pada akhir pekan lalu, dengan perusuh yang menduduki Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Presiden negara itu.
Para sekutu Amerika Utara mengecam apa yang mereka katakan sebagai "serangan terhadap demokrasi Brazil dan transfer kekuasaan secara damai" oleh pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro. Politikus sayap kanan itu dikalahkan oleh Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemilihan umum November 2022
"Kami mendukung Brazil yang melindungi institusi demokrasinya," kata Presiden AS Joe Biden, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam sebuah pernyataan pada Senin (9/1).
"Pemerintah kami mendukung keinginan bebas rakyat Brazil. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Presiden Lula dalam melayani negara kita, Belahan Bumi Barat, dan lingkup yang lebih luas," ujar ketiga pemimpin tersebut.
Pada Minggu (8/1), ratusan pendukung Bolsonaro menyerbu gedung Kongres Nasional sambil meneriakkan slogan-slogan dan menuntut intervensi tentara setelah menerobos penghalang polisi dan memasuki gedung legislatif.
Pendukung Bolsonaro juga berhasil menyerbu dan menggeledah Istana Planalto, atau kantor Presiden, dan Mahkamah Agung Federal, menurut laporan portal berita Brazil G1.
Lula dilantik untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden Brazil di Ibu Kota Brasilia pada 1 Januari 2023.
Pada 30 Oktober 2022, ia mengalahkan Bolsonaro dalam persaingan ketat setelah mengumpulkan 50,9 persen suara dibandingkan dengan 49,1 persen suara untuk Bolsonaro, menurut Mahkamah Agung Pemilihan Brasil.
Sumber: Anadolu