Jakarta (ANTARA) - Mantan pebulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat mengundurkan diri sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) karena merasa dirinya hanya jadi pajangan.
Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu mengaku selama menjadi staf ahli Binpres PP PBSI 2020--2024, dirinya kurang mendapatkan kesempatan mengeluarkan pendapat.
"Sebagai staf ahli binpres tidak pernah diajak rapat, bahkan tidak dimintai masukan saat penentuan atlet maupun pelatih. Kalau cuma jadi pajangan buat apa, mending di luar (PBSI)," kata Taufik Hidayat saat berbincang dengan awak media di Jakarta, Kamis.
Salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia itu sebenarnya sangat berharap bisa membantu semaksimal mungkin induk organisasi bulu tangkis itu sesuai dengan keahliannya.
"Sebagai staf ahli binpres, minimal ditanya masukan dan pendapatnya. Diterima atau tidak soal usulan itu tergantung dari hasil keputusan. Jadi, ada mekanismenya," kata Taufik Hidayat.
Saat proses promosi degradasi pemain dan pemilihan pelatih untuk pelatnas 2022, Taufik Hidayat mengaku sama sekali tidak dilibatkan. Hal itulah yang kemudian membuat bapak dua anak ini bulat memutuskan mengundurkan diri dari kepengurusan PBSI.
Menantu mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar itu mengaku pengunduran dirinya telah disampaikan lewat surat resmi kepada PBSI. Selain itu, dia juga berkomunikasi dengan pengurus teras induk organisasi yang diketuai Agung Firman Sampurna itu.
Meski mundur, Taufik Hidayat menyatakan tetap akan mengabdikan diri untuk perkembangan bulu tangkis Indonesia.
Taufik Hidayat saat ini juga menjabat Wakil Ketua Pengprov PBSI Jawa Barat dan Ketua Umum PB Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung yang melahirkan banyak pebulu tangkis nasional, seperti Anthony Ginting dan Fajar Alfian.