Banyuwangi (ANTARA) - Sejumlah tokoh aktivis perempuan berlatar belakang Nahdliyin mengapresiasi kemajuan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, serta inovasi-inovasi yang dilalukan Bupati Ipuk Fiestiandani.
"Saya biasa memanggil Bu Ipuk ini sebenarnya Mbak Dani. Saya mengenalnya sudah lama sekali. Beliau memiliki kecepatan belajar yang tinggi dan beliau mampu menunjukkan kiprah kepemimpinannya yang inovatif dan sarat program pemberdayaan," kata Sekretaris Umum PP Muslimat Ulfah Mashfufah saat silaturrahim di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Sabtu.
Hal senada juga diakui oleh Saidah Sakwan, Pimpinan Baznas RI yang turut serta dalam rombongan tersebut.
"Banyak kemajuan Banyuwangi, mulai penanganan kemiskinan sampai pengembangan pariwisata. Berita baik ini selalu saya sampaikan setiap keliling Indonesia. Terakhir di Bulukumba. Saya sarankan bupatinya untuk belajar ke Banyuwangi," kata perempuan yang pernah menjabat anggota DPR RI itu.
Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor yang turut dalam rombongan tersebut juga memberikan pandangan yang tak jauh berbeda. Menurutnya, kini kiprah kepemimpinan perempuan semakin menunjukkan kualitasnya.
"Sudah banyak bagaimana kiprah dari kepemimpinan perempuan yang terbukti bisa eksis dan berhasil," kata aktivis perempuan mantan Ketua PP Fatayat NU itu.
Dalam rombongan tersebut, juga hadir Ketua VII PP Muslimat NU dr. Hj. Erna Yulia Soefihara, Sekretaris III PP Muslimat NU Dra. Hj. Marhamah Mujib dan sejumlah tokoh lainnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih atas kunjungan dari para tokoh perempuan nasional tersebut. Menurut Ipuk, hal tersebut menjadi penyemangat untuk terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat Banyuwangi.
"Pemimpin sebagai sebuah jabatan publik sejatinya netral gender. Bukan domain laki-laki, bukan domain perempuan. Semuanya bisa. Dan kita berikhtiar membuktikan bahwa kepemimpinan kaum perempuan bisa menjawab tantangan yang ada," tutur Ipuk.
Dalam masa kepemimpinannya ini, Bupati Ipuk mengaku harus menghadapi tantangan yang cukup berat. Pandemi COVID-19 menjadi momok yang mengubah berbagai pondasi awal yang Banyuwangi persiapkan. Seperti halnya sektor pariwisata yang awalnya digenjot, kini harus terhambat karena adanya beragam aturan demi menekan persebaran virus corona.
"Di tengah situasi seperti ini, kami terus berinovasi untuk bisa menjaga kesehatan masyarakat, sekaligus tetap mendorong arus ekonomi masyarakat berputar. Kami lalu berfokus mengembangkan UMKM sebagai ujung tombak. Ada program UMKM Naik Kelas, Warung Naik Kelas hingga Ongkir Gratis untuk UMKM. Kami juga jemput bola dengan berkantor di desa secara rutin," paparnya.
Ipuk menambahkan, dari beragam program inovasi di Banyuwangi angka kemiskinan kita juga relatif terjaga dibanding sejumlah daerah lain yang naik cukup tinggi. Termasuk angka pendapatan per kapita masih tetap terjaga. (*)