Konsultasi publik terkait dengan program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) pembangunan infrastruktur jembatan kaca Seruni Point di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) digelar di ruang pertemuan Lava Hill, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Kamis.
"Tujuan kegiatan itu merupakan bagian dari proses yang harus dilakukan dalam hal kebaikan kepada masyarakat untuk mencari pemahaman bersama tentang aktifitas meningkatkan peran KSPN dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional," kata Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah di Jakarta secara virtual.
Pembangunan jembatan gantung kaca di Seruni Point atau di lingkungan TNBTS bertujuan ingin lebih menunjukkan keindahan alam dan menambah daya tarik wisatawan serta sebagai unsur edukasi.
Dimana kawasan Gunung Bromo hingga saat ini mendapatkan pengakuan dari badan dunia di bawah naungan PBB yakni Unesco bahwa kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Arjuno sebagai cagar biosfer.
"Keunikan tentang alam dan status jumlah kawasan yang ada di Bromo Tengger Semeru menjadi pilihan KSPN yang terbaik serta disetujui oleh pemerintah dan PUPR akan mewujudkan pembangunan jembatan gantung kaca yang pertama kali di Indonesia," tuturnya.
Ia mengatakan kesempatan itu tidak datang kedua kalinya dan perlu adanya sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah yang ikut mendukung suksesnya pembangunan jembatan kaca.
Sementara Kepala Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur dan Bali pada Kementerian PUPR Ahmad Subkhi mengatakan Bromo Tengger memiliki pesona alamnya yang luar biasa dan cara pengelolaan alam lingkungan oleh penduduknya juga sangat baik.
"Hal itu nantinya sebagai acuan suatu pembelajaran bagi daerah-daerah lain tentang cara-cara pengelolaan lingkungan dan Bromo Tengger Semeru dipilih untuk pembangunan jembatan kaca Seruni Point," katanya.
Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno secara virtual mengatakan dari hasil peninjauan titik Seruni Point beberapa waktu menyebutkan bahwa Bromo Tengger bukan hanya kawasan wisata super prioritas, bahkan Bromo Tengger Semeru Arjuno ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh Unesco.
"Jadi kawasan itu sangat penting di dalam konsep cagar biosfer dan pembangunan cagar biosfer dilakukan melalui koordinasi TNBTS yakni pembangunan yang menyeimbangkan antara kepentingan kelestarian lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan," katanya.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Probolinggo R Oemar Sjarief mengatakan peran Pemkab Probolinggo tidak hanya satu titik saja, akan tetapi mendukung keseluruhan yang salah satunya perbaikan pada akses jalan melalui dana Provincial Road Improvement (PRIM) dari Tongas sampai Sukapura.
"Pada tahun 2022 dimulai perbaikan infrastruktur dimulai dari gerbang wisata Sukapura sampai Seruni Point dengan jarak 2,6 km," ujarnya. (*)