Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para kepala daerah berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah kenaikan kasus COVID-19 sekecil apa pun di daerah.
"Meskipun kecil merangkak naik, tetap harus diwaspadai. Artinya apa? Kenaikan itu ada meskipun kecil," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10), sebagaimana siaran pers Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.
Presiden meminta para unsur pimpinan daerah seperti gubernur, panglima kodam, dan kepala polda mengingatkan kepada bupati, wali kota, kapolres, dan juga dandim serta danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan potensi peningkatan kasus di wilayah masing-masing.
"Agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing (pelacakan) dan testing (pengujian), dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa," ujar Presiden.
Kewaspadaan itu diingatkan Presiden menyusul kondisi di sejumlah daerah yang sempat mengalami penaikan kasus meskipun sedikit. Misalnya, kenaikan kasus COVID-19 terjadi di Maluku Utara pada 3 pekan lalu, kemudian di Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara 2 pekan lalu, dan di Gorontalo, Kalimantan Barat, serta Sulawesi Tenggara pada pekan kemarin.
"Selain itu, juga ada 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang kasus positifnya naik. Meskipun, sekali lagi, meskipun sedikit, tetap ini harus diwaspadai. Ada 105 kabupaten dan kota," katanya.
Presiden pun mengingatkan agar semua pihak memaksimalkan penggunaan platform aplikasi PeduliLindungi, terutama di pusat perbelanjaan, di tempat-tempat wisata, dan di pasar-pasar. Presiden juga melihat masih ada tempat-tempat umum yang sudah dibuka. Namun, belum memiliki sistem kode respons cepat (QR code) PeduliLindungi.
"Controlling (pengawasan) seperti ini harus diingatkan kepada keluarga kita, tempat-tempat wisata, mal, dan lain-lainnya harus terus diwaspadai dan dikontrol," katanya. (*)