Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima bantuan 26.000 masker jenis KF94 dari Pemerintah Provinsi Gyeongnam, Korea Selatan, untuk selanjutnya didistribusikan relawan, petugas medis dan masyarakat di wilayah setempat.
"Ini juga upaya untuk membantu pengendalian COVID-19," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak kepada wartawan, usai penerimaan bantuan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, masker saat ini menjadi kebutuhan wajib ada dan tersedia untuk digunakan setiap waktu bagi semua orang sehingga bantuan tersebut sangat bermanfaat.
"Mudah-mudahan bisa digunakan membantu para relawan dan masyarakat yang saat ini berjuang menghadapi pandemi COVID-19," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Emil Dardak, sapaan akrabnya, juga berterima kasih kepada Korea Trade Center Jakarta (Kotra) yang berperan dalam pengiriman bantuan tersebut.
Ia optimistis Kotra yang juga telah berkantor di Surabaya ini dapat membuat hubungan persahabatan antara Jawa Timur dan Gyeongnam dalam bentuk provinsi kembar menjadi lebih tinggi, intens dan efektif.
Selain itu, kata dia, hubungan persahabatan antara Jawa Timur dan Gyeongnam sudah terjalin sejak 1996 atau sudah sekitar 25 tahun.
"Kami meyakini sinergi Jawa Timur dengan Gyeongnam semakin baik," kata mantan Bupati Trenggalek tersebut.
"Mudah-mudahan ini bisa berkelanjutan menjadi sebuah kerja sama dan image yang mempererat tali persaudaraan," tutur suami Arumi Bachsin tersebut, menambahkan.
Sementara itu, Direktur Gyeongnam Jakarta Yoo Seung Hee menyampaikan rasa terima kasih atas terselenggaranya acara serah terima bantuan.
Pihaknya berusaha mewujudkan hubungan persahabatan yang lebih baik antara Gyeongnam dan Jawa Timur.
Di sisi lain, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per Kamis (26/8) pukul 16.00 WIB, di Jatim terdapat tambahan sebanyak 1.354 kasus baru terkonfirmasi positif, 2.627 kasus sembuh dan 161 kasus meninggal dunia.
Secara kumulatif, total terkonfirmasi positif COVID-19 hingga saat ini sebanyak 378.135 kasus, dengan rincian 15.922 kasus (4,21 persen) dirawat, lalu 334.779 kasus (88,53 persen) sembuh, dan 27.434 kasus (7,26 persen) meninggal dunia.