Tulungagung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai memberikan vaksin ketiga yang berfungsi sebagai booster atau pendongkrak sistem imunitas tubuh kepada para tenaga kesehatan di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmat di Tulungagung, Selasa menjelaskan, vaksinasi ketiga untuk jajaran tenaga kesehatan dilakukan secara bertahap atau bergelombang, tidak sekaligus dalam satu periode tertentu secara massal.
Alasannya, vaksin booster merek Moderna memiliki ciri khas terjadinya KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), sehingga vaksinasi harus dilakukan bergantian.
"Strategi itu dipilih agar pemberian vaksin booster pada nakes tidak sampai mengganggu pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Kasil.
Vaksinasi booster itu sendiri sudah mulai dijalankan sejak beberapa hari terakhir. Namun jumlah nakes yang mengikuti program vaksinasi ketiga rupanya belum banyak.
Data Dinkes, tenaga kesehatan yang sudah mengikuti vaksinasi ketiga sampai hari ini baru satu persen, dari total jumlah tenaga kesehatan yang ada di daerah tersebut.
"Misal jika di suatu Puskesmas ada 100 orang, yang divaskin bisa 25 orang dulu. Ini menunggu KIPI-nya sembuh baru berikutnya,” jelasnya.
KIPI yang biasanya muncul setelah pemberian booster adalah nyeri tempat suntikan, linu-linu, hingga demam mencapai 49 derajat celcius.
KIPI vaksin Moderna dianggap lebih tinggi dibanding Sinovac atau Astra Zeneca.
KIPI ini biasanya berlangsung selama 3-4 hari. "Yang disuntik kemarin di Dinkes hari Jumat (6/8), sampai Senin masih belum bisa masuk (kerja)," katanya.
Untuk penanganan KIPI usai pemberian booster, mereka diberikan obat sesuai dengan gejala KIPI yang muncul, seperti jika panas maka cukup diberi obat penurun panas, seperti paracetamol atau sejenisnya.
Dengan kondisi ini, pihaknya tak bisa memastikan pemberian booster bagi 5.260 nakes di Tulungagung. Kondisi ini ditambah banyaknya nakes yang menjadi penyintas COVID-19.
Vaksin Moderna sendiri merupakan vaksin MRNA atau dibuat dari virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini mempunyai kadaluarsa sejak 3 bulan diproduksi.Vaksin yang dikirim ke Tulungangung kadaluarsa bulan Oktober 2021.
"Penyintas yang terakhir itu baru boleh divaksin pada bulan 11 itu, jadi agak susah kita," jelasnya.
Jika terjadi demikian, maka vaksin yang tidak digunakan bakal dialihkan ke masyarakat umum.
Dinkes Tulungagung mulai berikan vaksin "booster" untuk tenaga kesehatan
Selasa, 10 Agustus 2021 21:52 WIB