Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas memperingati Hari Lahir Pancasila dengan kegiatan tahlil dan tumpengan bersama warga di Balai Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin malam.
Usai shalat Maghrib berjamaah, Bupati Ipuk bersama para tokoh agama dan warga desa menggelar tahlil. Selain itu juga mendoakan Presiden ke-1 Republik Indonesia Soekarno, yang merupakan perumus Pancasila.
"Peringatan Hari Lahir Pancasila digelar bersama warga di balai desa, karena Bung Karno memang merumuskan Pancasila yang digali dari tradisi dan kearifan rakyat Indonesia, salah satunya adalah gotong royong yang disebut sebagai intisari Pancasila,” katanya.
Usai tahlil dan doa bersama, Bupati Ipuk bersama warga menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan teks Pancasila serta berselawat, kemudian memakan tumpeng bersama.
Hadir pula Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahya Negara danSekretaris Daerah Mujiono dalam acara memperingati Hari Lahir Pancasila.
Sejak dilantik, Bupati Ipuk aktif berkantor di desa, berkeliling dan berkantor di desa seharian untuk membantu mengurai urusan warga desa.
"Kami bagi urusan warga dalam dua klaster. Pertama, urusan yang bisa dapat solusi cepat, dalam jangka pendek. Seperti urusan dokumen, anak putus sekolah, orang sakit, izin usaha UMKM, bantuan warung naik kelas, bantuan pupuk untuk petani, kesehatan hewan ternak, dan sebagainya. Kedua, klaster urusan yang butuh solusi jangka menengah-panjang, terutama soal infrastruktur," katanya.
Dengan berkantor di desa, Bupati Ipuk ingin mengaplikasikan spirit yang digelorakan Bung Karno dalam membangun bangsa ini, yakni gotong royong yang merupakan budaya warga desa.
"Program-program kami berlandaskan Pancasila. Visi-misi kami juga berada di jalur Pancasila, seperti memberikan dukungan kepada ekonomi arus bawah melalui program bantuan alat usaha, bantuan warung, program UMKM Naik Kelas, bantuan untuk anak-anak kurang mampu, untuk petani, nelayan, dan sebagainya," tuturnya.
Ipuk mengatakan bahwa bulan Juni adalah salah satu tonggak bersejarah bagi Indonesia. Pada 1 Juni 1945, bertepatan dengan pidato Bung Karno di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
"Bapak Bangsa kita itu menyampaikan rumusan dasar negara, Pancasila, yang beliau gali dari kearifan rakyat Indonesia. Pidato 1 Juni 1945 itulah yang kini kita kenal sebagai Hari Lahir Pancasila. Pada bulan Juni pula Bung Karno lahir, yaitu 6 Juni, dan pada bulan Juni juga Bung Karno wafat, yaitu 21 Juni, yang meninggalkan kesedihan mendalam bagi rakyat Indonesia," tuturnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk meneladani Bung Karno. Juga mengaplikasikan Pancasila termasuk menghargai keyakinan orang lain. Sehingga Banyuwangi dan Indonesia akan selalu rukun dan damai.
"Tanamkan pada anak-anak kita, anak-anak muda kita, kalau cinta Indonesia harus memahami isi Pancasila. Karena Pancasila mengandung nilai-nilai budaya bangsa ini," kata Ipuk. (*)