Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menyabet juara 1 dan juara 3 serta mendapat penghargaan sebagai Best Speaker pada ajang debat akuntansi tingkat nasional 2020 yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univeritas Negeri Surabaya (Unesa) secara daring, 14-15 November 2020.
Tim Ubaya peraih juara pertama yaitu I Made Putra Arya Wibawa, Fritz Ajiedragono dan Priscilla Levina. Sedangkan anggota tim Ubaya peraih juara ketiga yaitu Verellyoni Yuliaura Schand, Stephany Gunawan, dan Raymond Lim.
Mereka semua merupakan mahasiswa dari Program Studi Akuntansi dan Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Ubaya.
Salah satu anggota pemenang juara 1 sekaligus peraih predikat Best Speaker, I Made Putra Arya Wibawa di Surabaya, Selasa mengatakan dalam beberapa minggu ini dirinya bersama tim telah berhasil memenangkan kompetisi debat nasional yang lain yaitu juara 2 Pekan Ekonomi Nasional Sriwijaya (PENAS) dan juara 3 UC Debate Competition National.
Namun, menurut mahasiswa Program Studi Akuntansi Ubaya semester 7 ini kompetisi yang paling sulit adalah lomba terakhir yang diikuti yaitu Accounting Debate Competition 2020 di Unesa.
"Kami tidak menyangka bisa meraih juara 1 dan saya mendapat predikat sebagai Best Speaker, rasanya sangat bersyukur dan senang. Kompetisi ini lebih sulit sebab tema yang diangkat sangat kekinian, tetapi sangat rumit karena menyangkut banyak pasal yang kemudian dikaitkan ke beberapa hal," ucap Arya Wibawa, sapaan akrabnya.
Arya Wibawa menjelaskan bahwa dirinya telah mengikuti kompetisi ini setiap tahun sejak tahun 2018 dan selalu meraih juara 1. Hal ini yang memotivasi dirinya bersama tim untuk kembali mempertahankan trofi kemenangan di tahun 2020.
Meskipun kompetisi menggunakan bahasa Indonesia, menurutnya masih ada tantangan atau kesulitan lain yang perlu dihadapi seperti masalah jaringan internet dan menjaga konsentrasi saat perlombaan berlangsung.
"Sebelumnya kami terbiasa mengikuti kompetisi debat secara luring tetapi sekarang berbeda dan tentunya perlu persiapan lebih, terutama dalam memastikan koneksi jaringan internet stabil. Selain itu, kami harus menjaga konsentrasi khususnya disaat mendapatkan mosi yang kurang menguntungkan posisi tim Ubaya," katanya.
Pada kompetisi yang diikuti puluhan kampus negeri dan swasta ini, tim Ubaya telah melewati babak penyisihan hingga lolos ke babak Final.
Pada babak final tim Ubaya mendapatkan mosi atau topik debat yaitu "Omnibuslaw Perpajakan Membawa Dampak Positif untuk Mendatangkan Investasi ke Indonesia". Mosi atau topik pada babak final ini bersifat impromptu.
Salah satu anggota pemenang juara 3 Stephany Gunawan menceritakan persiapan kompetisi dilakukan dengan latihan intensif secara daring. Persiapan kompetisi dilakukan oleh tim Ubaya selama kurang lebih dua sampai tiga minggu.
Selama latihan mereka juga dibantu dengan teman-teman lain yang tergabung dalam satu klub debat di FBE Ubaya atau biasa disebut Economics Competition Club. Di samping itu, tim Ubaya juga berlatih dengan memahami dan membaca mengenai kebijakan pemerintah terkait Omnibus Law beserta isinya.
"Kami juga sempat mengikuti seminar bertajuk Omnibus Law agar semakin paham isi Omnibus Law dan apa yang sedang ramai diperdebatkan masyarakat. Kompetisi ini menjadi sulit ketika ada mosi yang bertentangan dengan apa yang kami percaya atau yakini benar," ucapnya.
Menurutnya hal itu menjadi suatu tantangan yang harus dipecahkan saat menghadapi suatu kompetisi.
"Tantangannya ketika hal ini muncul kami harus bisa berpikir kritis dan bijak dalam menghadapinya," ucapnya. (*)