Surabaya (ANTARA) - Direktur PTPN XI Dwi Satriyo Annurogo mendukung pembentukan holding rumah sakit BUMN, karena bisa meningkatkan performa kinerja rumah sakit dan menjadikan PT Pertamina Bina Medika IHC menjadi rumah sakit yang memiliki jaringan terbesar di Indonesia.
"Kami bersama enam BUMN lainnya mengalihkan saham rumah sakit yang kami kelola untuk nantinya menjadi holding rumah sakit BUMN dengan PT Pertamina Bina Medika IHC sebagai holding-nya. Ini untuk kepentingan lebih besar dan bisa meningkatkan performa kinerja rumah sakit untuk menjadi salah rumah sakit yang memiliki jaringan terbesar di Indonesia," kata Dwi dalam siaran persnya di Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan PTPN XI sebagai pemegang saham mayoritas PT Nusantara Sebelas Medika juga telah menandatangani Perjanjian Pengambilalihan Saham Bersyarat (Conditional Sales and Purchase Agreement/CPSA).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembentukan holding rumah sakit BUMN telah dimulai sejak tahun 2018 dan merupakan bagian dari peta jalan pembentukan holding tersebut.
"Integrasi rumah sakit BUMN ini meningkatkan fokus bisnis dan kualitas pelayanan kesehatan serta akan menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis rumah sakit di Indonesia. Secara konsolidasi, grup rumah sakit BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha hingga mencapai Rp4,5 triliun dan total aset mendekati Rp5 triliun," kata Erick Thohir dalam siaran persnya.
PT Nusantara Sebelas Medika adalah anak perusahaan PTPN XI yang bergerak divbidang jasa kesehatan dan mengelola empat rumah sakit di Jatim, yakni RS Djatiroto di Lumajang, RS Wonolangan di Probolinggo, RS Elizabeth di Situbondo, dan RS Lavalette di Malang.
Saat ini, dua rumah sakit PTPN XI mendapat penugasan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadi rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, yakni RS Djatiroto dan RS Lavalette.