Banyuwangi (ANTARA) - Kabupaten Banyuwangi ditengarai menyimpan jejak sejarah panjang dengan Kota Broome, Australia Barat, dan keduanya pernah terkoneksi pada awal abad 18 dalam satu jalur kabel telegram bawah laut yang dibangun Inggris, mulai dari Eropa hingga Australia.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Banyuwangi, Senin, hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Thor Kerr dari Curtin University Perth Australia dan Irfan Wahyudi, PhD dari Universitas Airlangga. Kedua peneliti itu menyampaikan bahwa terdapat bukti-bukti tertulis keterkaitan antara dua kota itu dan didukung adanya bangunan yang mirip.
"Berangkat dari situlah, tim kami dari Unair dan Curtin University ingin meneliti lebih dalam adanya keterkaitan tersebut. Kami akan menelusuri kembali lewat penelitian 'Memori Kolektif Banyuwangi dan Broome'," kata Irfan Wahyudi, dosen yang juga Kepala Divisi Program Internasional Universitas Airlangga itu.
Menurut ia, ada kisah historis yang cukup kuat antara Broome dan Banyuwangi. Kedua kota ini pernah terhubung pada 1889 melalui kabel telegram bawah laut yang dibentangkan dari Banyuwangi ke Broome, dan kabel itu ditarik dengan kapal selama 10 hari.
Pada masa itu, lanjut Irfan, Australia tengah berada dalam pendudukan Inggris. Kabel telegram ini fungsinya untuk menyambungkan orang-orang di Inggris maupun Australia untuk saling berkomunikasi terutama untuk berhubungan dengan sanak keluarga mereka.
"Kabel itu sendiri terbentang mulai Eropa di Inggris melalui Afrika sampai Timur Tengah dan India. Dari India menyambung sampai Singapura, lalu masuk ke Jawa melalui Batavia terus menuju jalur Deandles (Panarukan-Situbondo) hingga sampai ke Banyuwangi. Dari Banyuwangi, lalu jalurnya langsung menuju Broome. Ada juga yang ke Darwin tapi tidak direct," paparnya.
Katanya, kantor operator yang ada di Banyuwangi adalah asrama Inggrisan. Bangunan tersebut memiliki kesamaan arsitektur dengan kantor gedung yang menjadi kantor operator di Broome kala itu.
"Kemarin waktu ditunjukkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengenai foto Inggrisan dan renovasinya, saya langsung kaget, ternyata mirip dan langsung saya tunjukkan foto di ponsel saya ke Bupati Anas kemiripannya. Ada kesamaan arsitekturnya," kata Dr. Thor Kerr.
Inggrisan merupakan bangunan yang dulunya merupakan kantor dagang Inggris, yang didirikan oleh British East India Company (BEIC). Bangunan itu kini telah menjadi bangunan cagar budaya Banyuwangi, dan dalam proses revitalisasi dengan melibatkan arsitek Yori Antar.
Bukti lainnya, katanya, nama Banyuwangi tertera dengan jelas di dokumen kontrak pemasangan kabel bawah laut dengan tajuk Banyuwangie and Australia Western Cable. dan dokumen itu masih tersimpan dengan rapi di museum Kota Broome.
"Hal ini semua yang memicu kami untuk melakukan penelitian. Semoga hasilnya bisa menggali lebih dalam sejarah kedua wilayah dan membangun kembali hubungan yang pernah sangat erat tersebut," tuturnya.
Dr. Thor Kerr menjelaskan bahwa gedung operator di Broome saat ini masih terawat dengan baik, dan gedung tersebut pernah menjadi gedung Pengadilan dan Catatan Sipil, namun sekarang kosong dan masih dilestarikan.
Ia menyampaikan, penelitian ini nantinya akan menggali bukti-bukti keterkaitan lebih dalam. Mengingat, pada zaman itu banyak warga nusantara yang bekerja sebagai nelayan mutiara di Broome.
"Bahkan di sana ada festival kesenian The Window of Asia. Jadi mereka itu tak sadar sebenarnya mereka sangat terhubung dengan Asia, tapi tak tahu memulai dari mana," kata Thor, yang juga dosen departemen komunikasi dan studi budaya di Curtin University itu.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, temuan sejarah ini akan menambah kekayaan cerita bangunan Inggrisan menjadi semakin menarik.
"Selama ini Gedung Inggrisan adalah monumen sejarah yang penting bagi daerah, tapi pengetahuan kami tentang kisah historisnya masih sangat terbatas," kata Bupati Anas.
"Fakta ini akan memperkaya kami renovasi bangunan bersejarah ini. Kami semakin optimistis untuk renovasi gedung Inggrisan ini dikembalikan dengan akar sejarahnya," ujar Anas.
Anas berharap, dengan terbukanya sejarah antara gedung Inggrisan di Banyuwangi dan Kota Broome menjadi babak baru hubungan Banyuwangi-Australia. Juga menjadi momentum terbukanya pariwisata Banyuwangi dengan Australia.
"Pastinya Asrama Inggrisan akan menjadi destinasi yang menarik untuk wisata daerah, semoga bisa mengundang wisawatan dari Australia ke Banyuwangi," kata Anas.