Malang (Antaranews Jatim) - PT Bumi Suksesindo (BSI) terus berupaya menggenjot penambahan sarana-sarana produksi di area penambangan mineral di Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, demi merealisasikan target produksi emas hingga mencapai 185 ribu hingga 200.000 ounce pada 2019.
Presiden Direktur PT BSI Adi Adriansyah Sjoekri di Malang, Jumat, menjelaskan, BSI akan terus meningkatkan kapasitas produksi di Operasi Tujuh Bukit.
Pada 2018, produksi emas mencapai 167.000 ounce, sesuai dengan target produksi yang ditetapkan sebesar 150.000 hingga 170.000 ounce.
"Tahun ini produksi emas kami genjot karena sarana-sarana produksinya (infrastruktur) sudah ditingkatkan pula kapasitasnya, termasuk maksimalisasi area produksi untuk meningkatkan laju pelindian," kata Adi di sela pertemuan dengan sejumlah wartawan di Malang.
Sejumlah pekerjaan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksi emas itu, di antaranya pembuatan sirkuit pabrik persiapan bijih atau ore preparation plant (OPP) kedua yang merupakan duplikasi sirkuit saat ini, perluasan tempat perlindian tumpukan (HLP) dari kapasitas 36 juta ton menjadi 56 juta ton.
Pada proses pelindian (leaching), jelasnya, penambahan dan penumpukan biji selama kuartal III/2018 sudah sesuai dengan rencana umur tambang atau life of mine (LOM), yang menunjukkan laju produksi bijih pada tahun lalu pada kapasitas 4 juta ton kering/tahun hingga kapasitas bijih maksimum 8 juta ton kering/tahun ketika proyek ekpansi oksida selesai dikerjakan.
"Pekerjaan ekspansi yang dimulai sejak 2018 itu membutuhkan investasi sekitar 41 juta dolar AS yang diperoleh dari right issue dan pinjaman komersial bank," ujarnya.
Penambangan bijih pada kuartal III/2018 sebanyak 1.525 ton dengan material pengotor tertambang sebanyak 2.515 ton. Total tonase tertambang adalah 4 persen di bawah kuartal sebelumnya, tetapi masih sesuai dengan rencana operasional penambangan.
Adi menambahkan, operasi penambangan mencapai pemindahan material sebanyak 4,1 juta ton, termasuk penanganan kembali timbunan bijih selama periode tersebut. Produksi logam berharga selama triwulan IV/2018 mencapai 44.167 ounce emas dan 40.992 ounce perak.
Cadangan emas yang dikelola PT BSI diperkirakan sebanyak 1,4 juta ounce, sedangkan yang terekstrasi diperkirakan mencapai 1,2 juta ounce, sehingga tersisa 0,9 juta ounce karena telah diproduksi sebanyak 300.000 ounce. "Umur tambang selama enam tahun,” ucapnya.
Menurut Adi, tidak hanya bidang operasi produksi yang terus ditingkatkan, bidang-bidang lain, seperti keselamatan kerja, penanganan lingkungan dan sosial juga dilakukan.
Di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, pada akhir kuartal IV/2018, operasi Tujuh Bukit mencapai rekor 12,1 juta jam tanpa kehilangan jam kerja akibat cedera, sedangkan total angka frekuensi cedera yang tercatat selama tahun berjalan per satu jam bekerja mencapai 0,81 pada akhir Desember 2018.
Angka di atas diperoleh dari tenaga kerja di tambang, termasuk semua karyawan dan kontraktor yang saat ini berjumlah 2.467 orang terdiri lebih dari 99 persen warna negara Indonesia dan kurang 1 persen (5 orang) tenaga kerja asing.
Dari seluruh tenaga kerja tersebut, lebih dari 60 persen berasal dari lokal Kabupaten Banyuwangi, termasuk sekitar 38 persen dari Kecamatan Pesanggaran.
Di bidang sosial dan pengendalian lingkungan, selama kuartal ini PT BSI terus melaksanakan program-program tanggung jawab sosial perusahaan yang mencakup kesehatan, pendidikan, mata pencaharian, dan pembangunan infrastruktur.
Proyek-proyek utama dilaksanakan tim Community Affairs, termasuk renovasi di sejumlah taman kanak-kanak dan sekolah dasar setempat. Selain itu, perbaikan dan pengaspalan ulang 3,5 km jalan di dekat lokasi tambang.
Sebagai bagian dari program rehabilitasi perusahaan, selama kuartal IV/2018 dilakukan penanaman tanaman penutup di area seluas 15,1 hektare serta penanaman pohon di area seluas 0,1 hektare.
"Kami selalu berupaya menjalankan kegiatan penambangan ini dengan baik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip-prinsip good mining practices,” kata Adi.
Perseroan mengklaim berhasil mengelola tambang dan memproduksi emas di Tambang Tujuh Bukit secara efisien melalui penggunaan teknologi heap leach (pelindihan) yang sangat memperhatikan aspek lingkungan. "Melalui pemanfaatan teknologi yang tepat dan kontrol kinerja yang baik, produksi emas di Tambang Tumpang Pitu sangat efisien," tuturnya.
BSI adalah anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk., yang sahamnya dimiliki oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk., Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, PT Provident Capital Indonesia, dan Garibaldi Thohir. (*)
Targetkan Produksi Emas 200.000 Ounce, PT BSI Genjot Infrastruktur
Jumat, 22 Februari 2019 21:14 WIB
Pekerjaan ekspansi yang dimulai sejak 2018 itu membutuhkan investasi sekitar 41 juta dolar AS yang diperoleh dari right issue dan pinjaman komersial bank