Kediri (Antaranews Jatim) - Sebanyak 674 petugas yang merupakan gabungan dari polisi, TNI, hingga bagian perlindungan masyarakat untuk pengamanan pemilihan kepala desa (pilkades) yang digelar di tujuh desa Kabupaten Kediri, pada 7 November 2018.
"Kami mengadakan rangkaian pengamanan untuk pilkades di wilayah hukum Polresta Kediri untuk mencapai tujuan agar pilkades aman dan damai. Jumlah personel total ada TNI, polri, linmas 674 orang," kata Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi di Kediri, Kamis.
Lebih lanjut, Kapolresta juga mengatakan para petugas yang diterjunkan itu selain akan diperbantukan di tempat pemungutan suara (TPS) juga terdapat petugas lainnya yang juga siap jika sewaktu-waktu untuk dilibatkan. Mereka bisa diperbantukan untuk di situasi tertentu, misalnya patroli.
Ia juga mengatakan, telah memetakan berbagai macam potensi kerawanan terutama di tujuh desa yang akan digelar untuk pemilihan kepala desa tersebut. Hasilnya, dari evaluasi sementara dipastikan aman. Bahkan, dari dua desa yang akan digelar pilkades, terdapat dua pasangan suami istri.
"Alhamdulillah untuk kerawanan secara umum di desa yang akan pilkades termasuk aman. Ada dua TPS di Desa Parang dan Cerme calonnya suami istri, sehingga aman sekali," kata dia.
Polisi juga sengaja menggelar deklarasi damai menjelang pelaksanaan pilkades. Kegiatan itu digelar di ruang Rupatama Polresta Kediri. Dalam acara itu, semua calon kepala desa juga diundang serta ikut membacakan empat pernyataan sikap terkait dengan kegiatan dengan kegiatan pilkades.
Salah satunya, calon kepala desa bersepakat untuk siap terpilih dan tidak terpilih dalam pilkades. Mereka juga berkomitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk selalu mengedepankan etika dan moralitas selama pelaksanaan pilkades.
Selain itu, para calon juga bersepakat tidak melakukan kampanye hitam, politik uang, menyebarkan isu SARA dan berita bohong atau hoaks. Para calon juga bersepakat untuk menjaga situasi kamtibmas yang aman, nyaman, dan sejuk saat pilkades berlangsung.
Saat deklarasi damai itu, calon kepala desa juga ikut membubuhkan tanda tangan pernyataan bersama dengan saksi camat, Kapolresta Kediri, Bupati Kediri, dan Dandim 0809 Kediri.
Sementara itu, Dariono, salah satu calon kepala desa asal Desa Parang, Kecamatan Banyakan mengaku maju ikut pilkades karena ada dorongan dari masyarakat. Bahkan, dirinya tidak keberataan karena istrinya Naimah juga ikut serta pilkades sebagai lawan dirinya.
"Masyarakat yang menilai apa yang kami laksanakan itu mungkin sudah sesuai keinginan mereka. Sebenarnya bumbung kosong tidak diperbolehkan, tapi sudah diperpanjang pendafatarannya dan masyarakat tidak masalah," kata Dariono. (*)