Jakarta (Antara) - Deputi bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan, suhu udara pada puncak musim kemarau pada September 2018 diperkirakan bisa mencapai 37 derajat Celcius.
"Saat ini suhu udara memang terasa panas, tapi pada September nanti bisa mencapai 37 derajat Celcius saat puncak musim kemarau," katanya di Jakarta, Kamis.
Untuk itu, ia mengimbau agar semua pihak siaga menghadapi musim kemarau karena biasanya terjadi kebakaran hutan dan lahan serta dampak lainnya seperti kekurangan air bersih dan juga dehidrasi.
"Jadi kita sampaikan lebih awal agar pihak-pihak terkait dan masyarakat lebih siap," tambahnya.
Sejak puasa Ramadhan hingga lebaran Idul Fitri 1439 Hijriyah, suhu udara di sejumlah daerah cukup tinggi yaitu di atas 30 derajat celcius.
Di Ibukota Jakarta pada dua hari terakhir tercatat suhu mencapai 34 derajat Celcius.
Saat ini, 60 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, sedangkan 40 persen sisanya pada masa transisi antara musim hujan ke musim kemarau.
Namun meski musim kemarau, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem terutama dalam seminggu ke depan karena adanya anomali cuaca akibat sistem pola tekanan rendah di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina.
Juga adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia, sistem sirkulasi siklonik di wilayah Samudera Hindia Barat Bengkulu, Selat Karimata dan Selat Makassar yang mengakibatkan terjadinya pola pertemuan aliran udara di bagian selatan Kalimantan, perairan Selatan Bangka-Belitung, Sumatera Selatan-Lampung, Bengkulu hingga Samudera Hindia dan belokan angin di wilayah Aceh dan Sumatera Utara. (*)