Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Malang menggandeng Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah setempat memberikan bantuan peralatan produksi pascapanen untuk meningkatkan produktivitas kopi dari "Amstirdam" (Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit).
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang M Nasri ABdul Wahid, Kamis mengatakan selain memberikan bantuan peralatan produksi kopi pascapanen, pihaknya yang didukung penuh oleh Bank Indonesia (BI) Malang, juga memberikan pelatihan bagi tujuh gabungan kelompok tani (Gapoktan) kopi di kawasan Amstirdam.
"Kami bersama BI juga secara kontinyu melakukan pendampingan melalui para penyuluh pertanian di berbagai wilayah maupun kebutuhan dalam meningkatkan keterampilan dalam mengolah hasil kopi agar tercipta produk yang semakin bagus dan berkualitas," ujarnya.
Nasri mengemukakan sinergitas Pemkab Malang dengan BI terjalin sejak 2016 dengan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan kelompok tani kopi. Pelatihan pengolahan kopi pascapanen dan penyerahan alat produksi pengolahan diberikan kepada tujuh poktan yang ada di Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Dampit dan Ampelgading yang disesuaikan dengan kebutuhan maisng-masing.
Ia mencontohkan Poktan Marem Desa Sukorejo, Kecamatan Tirtoyudo menerima alat mesin sangrai, sedangkan Tani Mulyo Desa Taman Satriyan berupa Huller. Di Sumawe, poktan Karya Mandiri Desa Sumber Agung mendapatkan Huller dan mitra Usaha Tambak Asri mendapatkan Pulper.
Poktan lainnya yang mendapat pelatihan dan alat pengolahan kopi adalah Tani Harapan Desa Amadanom, Kecamatan Dampit berupa Mesin Pengemas. Sedangkan untuk dua poktan di Kecamatan Ampelgading, yaitu Sumekar Argosari Desa Argoyuwono dan Tani Sari Tawang Sari Desa Tirtomarto menerima Huller.
Nasri mengatakan penyerahan alat pengolahan kopi ini dalam upaya memenuhi permintaan pasar terhadap kopi Amstirdam yang terus meningkat, baik dari dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2016 permintaan kopi Amstirdam dari luar negeri sekitar 50 ribu ton, namun baru bisa dipenuhi sekitar 10 ribu ton, sehingga masih ada peluang 40 ribu ton per tahun
Bahkan, lanjutnya, permintaan tersebut terus meningkat. Oleh karena itu, pihaknya bersama BI Malang terus mendampingi poktan agar berhasil meningkatkan produksi dan kualitas kopinya. "Harapan kami dengan adanya pelatihan dan pemberian alat pengolahan ini bisa membuat poktan kopi Amstirdam mampu meningkatkan produksi dan kualitasnya," ucapnya.
Para petani kopi Amstirdam sering mengikuti pameran produk dan hasil olahan kopinya, baik yang diselenggarakan Pemkab Malang maupun pihak lain yang peduli dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM).(*)