Tulungagung (Antara Jatim) - Sebanyak 237 atlet panjat tebing yunior dari 32 kabupaten/kota se-Jawa Timur mengikuti Kejurprov Seri 2 Panjat Tebing Jatim yang digelar di halaman IAIN Tulungagung, Kamis (2/11) hingga Sabtu (4/11).
Kejuaraan panjat dinding tersebut digelar Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jatim, dengan tujuan mencari bibit unggul pemanjat tebing profesional mulai dari kelompok usia 7 tahun hingga 19 tahun.
"Kebetulan pelaksana kegiatan kali ini dipercayakan ke FPTI Tulungagung," kata Ketua Umum FPTI Tulungagung Aries Setiawan dikonfirmasi di sela kegiatan.
Ada dua kategori kejuaraan panjat tebing yang diperlombakan, yakni kategori "lead" yang lebih menitikberatkan pada tingkat kesulitan jalur panjat, serta kategori "speed" yang menitikberatkan kecepatan atlet dalam mencapai poin tertinggi yang dibuat panitia.
Kegiatan itu sendiri secara keseluruhan berlangsung meriah. Kendati digelar di area yang alakadarnya di samping gedung rektorat IAIN Tulungagung yang menutup salah satu jalur masuk kendaraan menuju kantor utama kampus, ratusan atlet panjat yunior dari berbagai daerah antusias mengikuti kejurprov seri-2 yang sebelumnya diberi label Sirkuit Panjat Tebing Jawa Timur tersebut.
Para atlet panjat yunior bahkan cepat adaptasi dan menikmati setiap seri olahraga adu adrenalin yang mengandalkan ketangkasan, kekuatan, kecerdasan serta keseimbangan tubuh tersebut.
"Bagi atlet panjat tebing, kejurprov semacam ini bisa menjadi ajang uji kemampuan dan mental dalam kejuaraan yang sebenarnya," kata Dodik, salah satu ofisial sekaligus orang tua pemanjat yunior Giri Ganendra asal Kota Blitar yang meraih piala perunggu dari kategori "lead".
Kontingen dari FPTI Kota Blitar yang membawa 24 atlet yunior hingga hari kedua pelaksanaan kegiatan Kejurprov Seri-2 Panjat Tebing Jatim baru meraih dua medali perak dan tiga perunggu.
Mayoritas pundi-pundi piala sementara dikuasai oleh atlet-atlet panjat tebing yunior dari kontingen FPTI Surabaya dan Gresik.
"Selama ini dominasi kejuaraan panjat tebing memang masih dikuasai atlet-atlet panjat tebing dari Surabaya dan Gresik, karena mereka pembinaan yang jauh lebih baik ketimbang daerah-daerah," kata Aries Setiawan.
Ada enam kelas yang dilombakan dalam kejuaraan panjat tebing Kejurprov Seri-2 tersebut, yakni kelas "spider kid" untuk usia 7-9 tahun, kelas "youth D" untuk usia 10-11 tahun, kelas "youth C untuk usia 12-13 tahun, kelas youth B untuk usia 14-15 tahun, kelas 'youth A" untuk usia 16-17 tahun dan terakhir kelas "junior" untuk usia 18-19 tahun.
Pada hari pertama dan kedua fokus pada kategori lead untuk babak penyisihan dan final yang diikuti 237 peserta dari 32 kabupaten/kota se-Jatim.
Untuk hari terakhir (sabtu, 4/11), kejuaraan dilanjutkan dengan melombakan kategori "speed clasic" yang diikuti seluruh peserta dengan menaklukkan jalur panjat setinggi 12 meter yang dipersiapkan panitia.
"Untuk speed klasik ini peserta berlomba untuk memanjat hingga point tertinggi dengan waktu tempuh tercepat. Kalau standar nasional 14 meter sejauh ini rata-rata kecepatan memanjat atlet berkisar tujuh menit. Kita lihat besok hasil yang dicapai atlet panjat yunior di kejurprov seri-2 ini," kata Aries. (*)
FPTI Gelar Kejurprov Panjat Dinding Yunior di Tulungagung
Jumat, 3 November 2017 21:45 WIB
"Bagi atlet panjat tebing, kejurprov semacam ini bisa menjadi ajang uji kemampuan dan mental dalam kejuaraan yang sebenarnya," kata Dodik, salah satu ofisial sekaligus orang tua pemanjat yunior Giri Ganendra asal Kota Blitar yang meraih piala perunggu dari kategori "lead".