Lamongan (Antara Jatim) - Persediaan air bersih di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur diprediksi masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga di musim kemarau, kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lamongan M Maksum.
"Hal ini karena kondisi air baku di Sungai Bengawan Solo diprediksi masih cukup, dan kondisi ketinggian air di Bendung Gerak Babat (Babat Barrage) berada di level aman," kata Maksum di Lamongan, Kamis.
Maksum menjelaskan, awal September 2017 ketinggiannya air di Babat Barrage menunjukkan level 5,22 meter, artinya masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih pada puncak musim kemarau September dan Oktober.
"Dengan level ketinggian di atas 5 meter, prediksi kami itu masih mencukupi kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM selama puncak kemarau di September dan Oktober ini," katanya.
Ia mengatakan, standar level aman ketinggian air yakni berada di 4,5 meter, namun apabila kondisi tersebut turun, PDAM harus menurunkan ketinggian pompa intake di Babat.
Sementara itu, total jumlah pelanggan PDAM Lamongan sampai Juli 2017 tercatat mencapai 18.675 sambungan rumah (SR), atau bertambah menjadi 520 SR, dibanding akhir 2016 lalu yang tercatat sebanyak 18.155 SR.
Maksum mengatakan, PDAM berencana terus memperluas cakupan pelayanan air bersih dengan target bisa menambah dua ribu SR sampai akhir 2017, khususnya di wilayah Lamongan Selatan.
"Bupati Lamongan Fadeli telah menandatangani kerja sama Sistem Penyediaan Air Minum Mojokerto dan Lamongan (SPAM Mojo Lamong) dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo untuk memanfaatan air baku Sungai Brantas dalam mengairi daerah Mojokerto dan Lamongan," katanya.
Rencananya, kata Maksum, air baku dari Sungai Brantas itu akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan air baku di daerah selatan, yakni Kecamatan Mantup, Kembangbahu, dan Tikung.
Dalam kerja sama itu, Kabupaten Lamongan akan memperoleh alokasi debit air hingga 50 liter per detik dengan asumsi untuk pelayanan kurang lebih 5.000 SR, dan akan segera terealisasi.(*)