Surabaya (Antara Jatim) – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mempunyai tiga guru besar (Gubes) baru yang akan dikukuhkan Rektor Unair Mohammad Nasih di kampus setempat, Rabu.
Ketiga guru besar baru tersebut adalah Prof Dr R Tatang Santanu Adikara dari Fakultas Kedokteran Hewan, Prof Dr Widi Hidayat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Prof Dr I Dewa Gede Ugrasena dari fakultas Kedokteran.
Prof Dr I Dewa Gede Ugrasena saat ditemui di kampus setempat mengatakan dirinya merasakan proses percepatan guru besar yang dilakukan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekditi).
"Namun, untuk bisa melakukan percepatan mendapatkan surat keputusan, beragam hambatan saya alami dalam memenuhi syarat sebagai guru besar," kata dia.
Selain itu, menjadi dosen yang berstatus Dokter Pendidik Klinis dan Pegawai Provinsi membuatnya cukup kesulitan mendapatkan surat keputusan (SK) Guru besar.
Spesialis kanker pada anak ini mengungkapkan dirinya harus mendapatkan persetujuan pemerintah provinsi untuk mendapat gelar guru besar yang diajukannya sejak 2010. Sayangnya, pemerintah provinsi sempat tidak menyetujui pengajuan guru besar yang ia lakukan.
"Pengajuan permohonan guru besar, dari departemen ke fakultas sejak Juli 2010. Baru di proses intensif sejak 2013 di fakultas, 2014 prosesnya di universitas. Saya dokter pendidik klinis dan menjadi dosen dengan NIDK ini yang membuat lama,” ujar dia.
Setelah proses yang panjang, dirinya baru bisa memperoleh jabatan guru besar dengan persyaratan tunjangan dibayarkan oleh pemerintah provinsi.
"Prosesnya memang panjang, pergantian menteri juga menghambat kepengurusan. Setelah memenuhi syarat dengan didukung gubernur dalam sehari SK gubes saya jadi," tuturnya.
Pengalaman berbeda dirasakan prof Widi, guru besar FEB ini mengaku cukup kesulitan dalam pemenuhan skor publikasi ilmiah. Menurutnya butuh kesabaran ekstra dalam merevisi berbagai karya ilmiah agar memenuhi syarat dalam pengajuan guru besar.
"Saya mengurus sejak 2012, tidak sadar akan ketertiban administrasi. Tidak sadar dokumen pendukung dibutuhkan selain ijazah doktor, jadi saya harus merekap kembali administrasi saya sebelum mengajukan," ucapnya.
Sementara Prof Tatang, meskipun merupakan guru besar baru di FKH. Namun, dirinya ternyata telah menerima SK sejak 2007. Penelitiannya terhadap teknik akupuntur pada hewan untuk menghasilkan bibit unggul juga menjadi salah satu penelitian unggulannya dalam mendapat gelar guru besar.
"Sudah 10 tahun lalu saya menikmati tunjangan. Sudah diakui Indonesia, tapi belum dikukuhkan sebagai bagian dari gubes di universitas dan fakultas. Besok baru saya jadi gubesnya kampus," tuturnya.
Dengan dikukuhkannya tiga guru besar itu, dengan demikian Unair telah mempunyai sebanyak 458 guru besar sejak berdiri.(*)
Unair Miliki Tiga Guru Besar Baru
Selasa, 23 Mei 2017 21:53 WIB
"Pengajuan permohonan guru besar, dari departemen ke fakultas sejak Juli 2010. Baru di proses intensif sejak 2013 di fakultas, 2014 prosesnya di universitas. Saya dokter pendidik klinis dan menjadi dosen dengan NIDK ini yang membuat lama,” ujar dia.