Magetan (Antara Jatim) - Jumlah pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Sewu, Plaosan, Magetan, Jawa Timur, meningkat signifikan pada libur panjang akhir pekan yang bersamaan dengan peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1438 Hijriah.
Petugas loket pos pendakian jalur Cemoro Sewu, Suparman, di Magetan, Senin mengatakan jumlah pendaki yang datang di Cemoro Sewu melonjak signifikan sejak Sabtu (22/4) hingga Minggu (23/4) malam.
"Para pendaki biasanya bermalam di puncak sebelum akhirnya turun pada keesokan harinya. Liburnya kan sampai Senin. Jadi, tidak buru-buru pulang," ujar Suparman kepada wartawan.
Menurut dia, peningkatan jumlah pendaki mencapai 100 persen. Jika biasanya hanya 200-an pendaki saat akhir pekan biasa, kini naik menjadi sekitar 400 orang.
Para pendaki itu tidak hanya berasal dari daerah Magetan dan sekitarnya. Namun juga dari sejumlah kota besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti Solo, Surabaya, Bandung, bahkan hingga Jakarta.
Salah satu pendaki asal Solo, Rudi mengaku mendaki Gunung Lawu sebagai salah satu caranya menikmati liburan setelah disibukkan dengan kegiatan ujian nasional.
"Naik gunungnya barengan sama tujuh orang teman. Ingin menikmati suasana gunung setelah ujian kemarin," kata Rudi.
Ia mengaku sudah mempersiapkan bekal dan peralatan yang cukup jika sewaktu-waktu cuaca di Gunung Lawu tidak bersahabat. Pendakian sudah dilakukannya pada Minggu (23/4) malam kemarin dan Senin siang ini sudah turun dilanjutkan menikmati suasana Cemoro Sewu hingga sore hari.
Para pendaki memang biasaya tidak langsung pulang setelah melakukan pendakian. Mereka terlihat menikmati suasana bersama teman dan keluarga sambil nongkrong di warung kopi yang banyak tersedia di sepanjang tepi jalur alternatif penghubung Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah tersebut.
Warung-warung tersebut menyediakan aneka minuman hangat seperti kopi, teh, susu, dan wedang jahe yang diselingi dengan hidangan aneka jajan gorengan dan mi instan.
Ada juga menu spesial, yakni satai kelinci, jagung bakar, dan pisang bakar. Pengunjungnya tidak hanya dari para pendaki namun juga wisatawan yang ingin menikmati suasana dingin Gunung Lawu. (*)