Surabaya (Antara Jatim) - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur mengakui nama Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf disebut-sebut akan muncul di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.
"Kami mendapat laporan dari beberapa kader di wilayah cabang yang menyebut bahwa Nurhayati telah melakukan sosialisasi di beberapa kabupaten/kota," ujar Sekretaris Demokrat Jatim Renville Antonio ketika dikofirmasi wartawan di Surabaya, Senin.
Nurhayati, kata dia, muncul beberapa kali di Jatim di antaranya di sejumlah acara Di Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Malang, Batu dan lainnya.
Terakhir pada Puncak Acara Hari Pers Nasional (HPN) di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu (29/3), ketua badan kerja sama antarparlemen itu datang mendampingi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang mendapat penghargaan Anugerah Prapanca Agung dari PWI Jatim.
Menurut dia, kegiatan yang dilakukan oleh anggota DPR RI tersebut memang belum terlihat banyak media karena masih berupa sosialisasi.
"Beliau inikan gerilya dan menyentuh bagian bawah sehingga tidak kelihatan dan tak terekspos langsung," ucap anggota DPRD Jatim tersebut.
Sementara itu, Pengamat politik dari The Initiative Institute Airlangga Pribadi mengatakan munculnya Nurhayati Ali Assegaf bisa menjadi "kuda hitam" bagi para bakal calon gubernur Jatim lainnya, seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Abdul Halim Iskandar (Pak Halim), Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini dan Hasan Aminuddin.
"Semuanya serba mungkin, terlebih jika yang bersangkutan mampu meyakinkan Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo mampu dan memiliki kualitas untuk didukung maju," ujarnya.
Untuk mendongkrak popularitasnya dan elektabilitasnya, kata dia, maka Nurhayati harus bekerja ekstra keras agar bisa lebih dikenal dengan masyarakat di Jatim.
"Ini waktunya mepet sehingga perlu kerja keras untuk menaikkan elektabilitasnya, kemudian komunikasi dengan partai politik lain juga harus dilakukan karena Demokrat harus berkoalisi agar bisa mengusung pasangan," kata akademisi Universitas Airlangga Surabaya itu. (*)