Blitar (Antara Jatim) - Dua sekolah di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur,
diliburkan dari aktivitas belajar mengajar karena banjir yang merendam
bangunan sekolah itu.
"Ini tadi masuk, tapi karena banjir akhirnya dibebaskan," kata
Devilian, pelajar SDN Sutojayan II, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten
Blitar di Blitar, Sabtu.
Ia mengatakan diliburkannya aktivitas belajar mengajar ini tentunya
membuat ia serta teman-teman tidak nyaman. Terlebih lagi, saat ini ia
sudah duduk di kelas enam sehingga harus konsentrasi untuk ujian.
Ia berharap, banjir tidak lagi terjadi di daerahnya, sebab membuat
kegiatan banyak orang menjadi terkendala, salah satunya kegiatannya di
sekolah.
"Harapannya tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat, jadi nanti tidak banjir," harapnya.
Kepala SDN Sutojayan II Ahmad Maroyani mengatakan banjir selalu terjadi di daerahnya setiap kali hujan turun sangat deras.
Ia pun tidak dapat berbuat banyak, selain sementara waktu
membebaskan seluruh anak didiknya. Mereka diharapkan belajar sendiri,
karena kondisi di sekolah tidak memungkinkan.
"Tiap hujan ya seperti ini (banjir). Ini kami bebaskan, karena tidak bisa belajar, kondisi tidak memungkinkan," katanya.
Ahmad mengatakan di Kecamatan Sutojayan, ada dua sekolah, yaitu SDN
Sutojayan II dan SDN Sutojayan III. Di sekolah yang dipimpinnya, SDN
Sutojayan II, ketinggian air sekitar 20 sentimeter, sementara di SDN
Sutojayan III lebih dalam lagi, hingga sekitar 90 sentimeter.
Ia berharap, pemerintah secepatnya memperbaiki masalah banjir ini,
sehingga sekolahnya tidak lagi terkena banjir. Selain itu, ia berharap
fasilitas di sekolahnya bisa diperbaiki lagi, sebab banyak yang rusak
karena banjir.
"Kami berharap, program perbaikan sungai segera direalisasikan.
Sekolah ini lokasinya lebih rendah, sehingga setiap tahun terjadi
banjir. Kami berharap, sekolah juga diberi paving, sebab jika tidak
dinaikkan akan terus banjir," kata Ahmad. (*)
diliburkan dari aktivitas belajar mengajar karena banjir yang merendam
bangunan sekolah itu.
"Ini tadi masuk, tapi karena banjir akhirnya dibebaskan," kata
Devilian, pelajar SDN Sutojayan II, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten
Blitar di Blitar, Sabtu.
Ia mengatakan diliburkannya aktivitas belajar mengajar ini tentunya
membuat ia serta teman-teman tidak nyaman. Terlebih lagi, saat ini ia
sudah duduk di kelas enam sehingga harus konsentrasi untuk ujian.
Ia berharap, banjir tidak lagi terjadi di daerahnya, sebab membuat
kegiatan banyak orang menjadi terkendala, salah satunya kegiatannya di
sekolah.
"Harapannya tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat, jadi nanti tidak banjir," harapnya.
Kepala SDN Sutojayan II Ahmad Maroyani mengatakan banjir selalu terjadi di daerahnya setiap kali hujan turun sangat deras.
Ia pun tidak dapat berbuat banyak, selain sementara waktu
membebaskan seluruh anak didiknya. Mereka diharapkan belajar sendiri,
karena kondisi di sekolah tidak memungkinkan.
"Tiap hujan ya seperti ini (banjir). Ini kami bebaskan, karena tidak bisa belajar, kondisi tidak memungkinkan," katanya.
Ahmad mengatakan di Kecamatan Sutojayan, ada dua sekolah, yaitu SDN
Sutojayan II dan SDN Sutojayan III. Di sekolah yang dipimpinnya, SDN
Sutojayan II, ketinggian air sekitar 20 sentimeter, sementara di SDN
Sutojayan III lebih dalam lagi, hingga sekitar 90 sentimeter.
Ia berharap, pemerintah secepatnya memperbaiki masalah banjir ini,
sehingga sekolahnya tidak lagi terkena banjir. Selain itu, ia berharap
fasilitas di sekolahnya bisa diperbaiki lagi, sebab banyak yang rusak
karena banjir.
"Kami berharap, program perbaikan sungai segera direalisasikan.
Sekolah ini lokasinya lebih rendah, sehingga setiap tahun terjadi
banjir. Kami berharap, sekolah juga diberi paving, sebab jika tidak
dinaikkan akan terus banjir," kata Ahmad. (*)