Probolinggo (Antarajatim) - Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur mempertahankan penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Utama selama sembilan tahun berturut-turut untuk kategori kota sedang.
"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Probolinggo sehingga selama ini kita berhasil mempertahankan WTN. Kita berhasil meraihnya kembali karena ada infrastruktur yang mendukung, komitmen masyarakat dalam mematuhi lalu lintas, ketegasan petugas dalam menjalankan tugasnya dan fasilitas yang terus kami benahi," kata Sekretaris Kota Probolinggo Johny Haryanto di Probolinggo, Rabu.
Sekda Kota Probolinggo Johny Haryanto menerima penghargaan WTN Utama yang diserahkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya di Ruang Auditorium Sekretariat Wapres RI Jalan Kebon Sirih 14 Jakarta Pusat, Selasa (31/1).
Saat menerima penghargaan tersebut, Sekda Johny didampingi Wakapolresta Probolinggo Kompol Djumadi, Kasat Lantas Polresta Probolinggo AKP Samsul Hadi dan Kepala Dinas Perhubungan Acep Arief Hidayat.
"WTN merupakan penghargaan Presiden RI yang diberikan kepada pemerintah provinsi dan kota/kabupaten sebagai wujud pembinaan pemerintah dalam menata transportasi perkotaan. Penghargaan WTN berkaitan dengan tata kelola transportasi dan yang dinilai bukan hanya transportasi saja, tetapi berkaitan dengan fasilitas jalan, serta ketertiban jalan," tuturnya.
Sementara Kasat Lantas Polres Probolingo Kota AKP Samsul Hadi menuturkan berdasarkan anev (analisis dan evaluasi) tahun 2015-2016 angka kecelakaan lalu lintas di Kota Probolinggo memang naik yang penyebab kecelakaan lalu lintas cukup banyak di antaranya jalan rusak atau berlubang.
"Bahkan, tiga minggu lalu di depan Terminal Bayuangga Probolinggo terjadi kecelakaan yang memang bukan karena jalan berlubang tapi menghindari jalan berlubang. Korban mendahului truk dari sebelah kiri, kemudian ada jalan berlubang dan memilih menghindar, namun justru menyerempet badan truk dan akhirnya terlindas," katanya.
Ia memberikan contoh banyaknya jalan berlubang atau rusak di Kota Probolinggo yakni sekitar Jalan Prof Hamka, Jalan Panglima Sudirman (Randupangger ke timur) dan Jalan Lingkar Utara (JLU).
"Rusak parahnya JLU itulah yang akhirnya banyak truk yang mestinya lewat JLU, namun justru melanggar dan masuk kota. Secara umum, rekayasa lalu lintas di Kota Probolinggo sudah bagus," ujarnya.
"Lampu pengatur lalu lintas (traffic light), rambu-rambu, dan pengguna jalan mayoritas sudah sadar bagaimana berlalu lintas yang baik. Kalau ada yang belum sadar, ya wajar. Penataan parkir rapi, marka jalan lengkap. Tinggal pengguna jalan yang memanfaatkan harus hati-hati. Masyarakat Kota Probolinggo pastinya ikut berbangga kita dapat WTN utama ini," katanya menambahkan.
Menurutnya keberhasilan mempertahankan WTN tersebut patut diacungi jempol karena penghargaan itu berkaitan dengan tata kelola transportasi, sehingga yang dinilai bukan hanya transportasi saja, tetapi berkaitan dengan fasilitas jalan dan ketertiban lalu lintas jalan.(*)