Beijing, (Antara/Xinhua) - China mengatakan, Selasa, sengketa Laut China Selatan bukanlah dan tidak akan pernah merupakan persoalan antara China dan Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, saat jumpa pers.
Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan Kamis pekan lalu bahwa putusan penengahan sengketa soal masalah Laut China Selatan tidak akan menjadi agenda pembicaraan pertemuan puncak ASEAN tahun ini.
China menyambut baik pernyataan pemerintah Filipina tersebut, kata Lu.
Filipina tahun ini menjabat sebagai presiden bergilir ASEAN.
Filipina pada 2013 mengajukan permintaan penengahan sengketa dengan China ke Pengadilan Arbitrasi Permanen (PCA).
PCA pada 12 Juli tahun lalu mengeluarkan putusan setebal 479 halaman menyangkut kasus Laut China Selatan. Putusan itu memberikan dukungan kepada Filipina.
China menyatakan keputusan PCA "gugur dan batal". China tetap menganggap pengadilan internasional itu tidak memiliki wewenang menyangkut kasus kedaulatan wilayah dan penetapan garis batas maritim di Laut China Selatan.
Lu mengatakan masalah Laut China Selatan hanya terkait antara China dan beberapa negara ASEAN, bukan China dengan ASEAN.
China, kata Lu, bertekad untuk menyelesaikan sengketa Laut China Selatan dengan negara-negara terkait secara langsung melalui perundingan. China juga akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Tahun ini merupakan peringatan ke-50 pembentukan ASEAN dan China selalu menganggap ASEAN memiliki peranan penting dalam hubungan di kawasan.
China siap meningkatkan dialog dengan Filipina dan mendukung tugas negara itu sebagai ketua ASEAN, ujarnya.
China akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk memusatkan perhatian pada pembangunan dan kerja sama, menangani masalah-masalah sensitif serta mendorong terciptanya kemajuan baru pada hubungan China-ASEAN serta kerja sama Asia Timur, ujar Lu. (*)