Surabaya (Antara Jatim) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kini mengarahkan
sekolah menengah kejuruan (SMK) ke enam bidang prioritas, yakni
pariwisata, program maritim, ketahanan pangan, industri kreatif, energi,
serta konstruksi.
"Enam bidang tersebut, terutama pariwisata, akan menjadi prioritas
pengembangan di SMK karena potensinya masih sangat besar di Indonesia,"
kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud
Mustaghfirin Amin dalam Ekspose SMKN 1 Surabaya, Kamis.
Ia berharap melalui SMK tenaga kerja yang berkompetensi di bidang-bidang prioritas itu bisa dilahirkan.
"Sehingga tenaga kerja kita mampu bersaing dengan tenaga kerja lain. Untuk itu, semua aspek harus ditingkatkan," katanya.
Dia mengatakan pada abad 21 saat ini ada empat hal yang harus
menjadi perhatian SMK. Pertama, SMK harus mampu berpikir kritis dan
mampu menyelesaikan masalah.
"Artinya, sekolah harus menghasilkan lulusan yang bisa berpikir kritis dan menjadi pemecah masalah," katanya.
Untuk mencapai itu, lanjutnya, kemampuan berbahasa juga kemampuan
menghitung, beradaptasi, serta kemampuan mengevaluasi sebelum melakukan
tindakan harus ditingkatkan
Kedua, SMK harus kreatif dan inovatif, di antaranya melalui prgram
sekretaris dwibahasa. Itu menjadi cara kreatif agar siswa memiliki
kemampuan yang mengglobal.
"Diberi kemampuan berbahasa Inggris, lalu cantumkan di kartu nama bahwa saya sekretaris dwibahasa," jelasnya.
Ia mengatakan pemerintah sudah menyiapkan dana bantuan untuk lebih
dari 1.000 siswa untuk ikut TOEIC (the Test of English for International
Communication). "Guru juga harus ditingkatkan kemampuannya," katanya.
Ketiga, SMK harus menjalin kolaborasi atau kerja sama dengan siapa
pun dan apa pun jurusannya. Poin keempat, yang tidak kalah penting,
imbuh dia, adalah komunikasi.
"Poin keempat ini bisa dilakukan dengan mengundang guru dari
industri untuk mengomunikasikan proyek yang digarapnya. Sekolah harus
bisa berkomunikasi dengan baik," terangnya.
Melalui SMK rujukan, dia berharap sekolah mampu memandu
sekolah-sekolah lain yang ada di sekitarnya. Hal itu disebabkan sekolah
rujukan dianggap sekolah yang memiliki kualitas yang baik, memiliki
kapasistas siswa yang besar, dan efektif dalam proses pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyambut baik
adanya nominasi SMK-SMK rujukan tersebut. Hal itu selaras dengan program
gubernur Jawa Timur yang sangat mendukung vokasional.
"Ada pergub tentang moratorium SMA untuk meningkatkan kualitas SMK. Ini jelas, kiprahnya menyambut pasar bebas," katanya.
Di Jatim, kata dia, ada 294 SMK negeri dan ribuan SMK swasta.
Semuanya akan semakin menjadi perhatian Pemprov Jatim melalui evaluasi
dan revitalisasi SMK.
Sementara itu, sebagai nominasi SMK rujukan, SMKN 1 semakin
berbenah. Kepala SMKN 1 Bahrun mengatakan pihaknya sudah menjalin kerja
sama dengan banyak dunia usaha, termasuk kerja sama dengan luar negeri
seperti Jerman, Filipina, Vietnam, dan Kamboja.
"Ini dalam rangka agar anak bisa bekerja di kancah internasional," katanya.
Dia mengatakan melalui berbagai kerja sama dengan dunia industri,
tidak sedikit siswa yang diterima kerja sebelum lulus sekolah. Pihaknya
juga membuat kelas wirausaha yang membuat siswa lebih terampil. (*)
Kemendikbud Arahkan Enam Bidang Prioritas SMK
Kamis, 8 Desember 2016 18:37 WIB
”Sehingga tenaga kerja kita mampu bersaing dengan tenaga kerja lain, semua aspek harus ditingkatkan,” katanya.