Surabaya (Antara Jatim) - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menyatakan pihaknya menargetkan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) berdiri di setiap provinsi.
"Saat ini, UNU sudah ada 26 unit di beberapa provinsi atau kota. Target hingga akhir tahun ini bisa menambah empat UNU lagi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi," katanya setelah berbicara di depan 756 mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin.
Menurut dia, jumlah itu belum termasuk perguruan tinggi yang tidak ada embel-embel nama NU. Namun, kampus itu NU, misalnya Darul Ulum, Diponegoro, dan sebagainya, yang jumlahnya mencapai 130 unit.
"Cukup besar, kampus-kampus NU di Indonesia saat ini. Namun, ada usulan dari berbagai pihak di mana PBNU tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi harus mengutamakan kualitas. Ada benarnya juga. Kalau kita punya sepuluh, tetapi masuk `the best five` sudah sangat bagus," katanya.
Ia mengakui UNU yang ada saat ini secara kualitas tenaga dosen memang belum merata. Ada yang sangat bagus, ada yang sangat jelek. Selain masih minimnya tenaga pengajar.
"Sampai saat ini, baru Unisma yang terbaik dari semua kampus UNU di Indonesia. Kami berharap di Surabaya, Unusa ini bisa juga menyamai," katanya.
Apalagi, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh mengatakan bahwa Unusa tidak pernah kekurangan tenaga pengajar yang berkualitas.
Halitu karena Unusa berani untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada di sekelilingnya. Misalnya, dari Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Kami salut, kami mengapresiasi Pak Nuh karena di Unusa ini tidak akan mengalami krisis dosen. Hal ini yang harus dicontoh," katanya.
Dalam pengenalan kampus bagi mahasiswa baru Unusa itu, ratusan mahasiswa menerima tiga motivasi dari tiga mantan menteri, yakni Mohammad Nuh, Helmy Faisal, dan H. Saifullah Yusuf. (*)