Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta komunitas pecinta vespa untuk tertib dan santun dalam berlalu lintas, terutama di jalan raya, sehingga pengguna jalan raya lainnya juga merasa nyaman.
"Kalau di jalan raya harus santun, sebab banyak yang berkepentingan selain pengguna vespa. Semua harus bisa toleransi, kalau bisa jangan kebut-kebutan," katanya ditemui dalam kegiatan "Kediri Scooter Festival" di area Gedung Olahraga (GOR) Jayabaya Kediri, Jawa Timur, Minggu.
Ia mendukung penuh festival ini, sebab banyak sisi positif yang diambil. Kegiatan ini juga bagian dari memperingati hari ulang tahun yang ke-1137 Kota Kediri. Dengan festival ini, masyarakat pun bisa mendapatkan banyak informasi terkait dengan komunitas vespa di Indonesia, jenisnya sampai spesifikasi kendaraan.
Wali Kota juga menambahkan, di Indonesia sepeda motor ini sangat digemari, bahkan masih terus dipertahankan dengan salah satunya ada kegiatan festival ini. Semakin tua kendaraan ini, harganya semakin mahal.
Ribuan pecinta vespa dari berbagai daerah di Indonesia hadir dalam kegiatan festival tersebut. Mereka datang dengan mengendarai vespa dari berbagai usia. Selain vespa, banyak juga yang datang dengan mengendari kendaraan yang sudah tidak orisinal lagi.
Namun, Wali Kota tidak ingin menanggapi beberapa hal yang negatif dari komunitas vespa ini, termasuk suara yang ditimbulkan dari mesin ini yang membuat bising, hingga temuan beberapa minuman keras yang diketahui dijual saat festival. Wali Kota hanya menegaskan, ia lebih mengambil sisi positif kegiatan ini.
Sementara itu, Armiko, panitia acara itu mengatakan kegiatan festival ini memang sengaja diselenggarakan. Selain menjalin silaturahmi, kegiatan ini juga bertujuan terus melestarikan kendaraan vespa.
Ia mengatakan, kendaraan vespa mempunyai banyak macam atau tipe. Ada bebarapa kendaraan yang kondisinya tetap orisinal, tapi ada juga yang sudah diubah tidak sesuai dengan tipenya.
Ia pun mengakui, adanya mesin ataupun model yang diubah itu merupakan bentuk kreativitas dari masing-masing pemilik. Ia pun tidak bisa melarang dan hanya bisa berharap, mereka juga mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.
"Kalau saya kebetulan penganut yang orisinal standar, tapi ada banyak pihak yang nonstandar dan kami tidak bisa menghalangi juga. Itu karena memang mereka seleranya begitu, jadi mengubah dari bentuk aslinya, dimodifikasi," ujarnya.
Armiko menyebut, banyak kegiatan dalam acara ini. Selain pertunjukan seni musik, juga terdapat kontes kendaraan. Setidaknya, ada 30 kendaran yang ikut dalam kontes ini, yang akan dinilai dari tingkat orisinial, restorasi, dan sejumlah penilaian lainnya.
Ia menyebut, semakin tua umur kendaraan serta tingkat orisinalnya, nilai pun semakin tinggi. Hal itu termasuk jika kendaraan di cat ulang pun, justru bisa mengurang nilai, walaupun secara penampilan kendaraan menjadi lebih "cantik".
Namun, ia tetap menyerahkan semuanya untuk penilaian pada dewan juri. Mereka berasal dari berbagai daerah misalnya dari Kediri, Trenggalek, Ponorogo, hingga Madiun. Setelah penilaian, akan diumumkan pemenang dari kontes tersebut, dan nantinya akan diberi penghargaan. (*)