Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjungi salah satu pasar tradisional di daerah Srono, Selasa, sekaligus mendengarkan curahan hati pada pedagang di kawasan itu.
Tiba di Pasar Srono yang baru selesai direnovasi itu, Anas langsung menyambangi lapak penjual sayur, pakaian, bumbu dapur dan ikan. Anas bersama istri Ipuk Festiandani menyempatkan diri belanja sayur, seperti terong, kenikir, dan sukun.
Saat belanja ini, para pedagang dan pembeli spontan mendatangi Anas dan mulai curhat tentang pasar ke orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi ini. Anas pun menimpali dan meminta saran ke mereka seputar perbaikan bangunan pasar dan pengelolaannya.
"Ayo-ayo sarannya apa saja ini dari para pedagang supaya pasar nyaman," ujar Anas sambil mengajak pedagang ikut melihat-lihat kondisi pasar.
Siti Nurhasanah (53), salah seorang pedagang meminta Anas agar pasar itu diberi ruang sekat supaya ada batas ruang antara pedagang satu dengan lainnya.
"Lapak ikannya jangan di belakang, Pak Anas. Di depan saja biar pembeli bisa lebih mudah," sahut Sukirno, salah satu pedagang ikan.
Anas memerhatikan satu persatu keluhan dan saran para pedagang itu, mulai dari permintaan lapak dan ruang bersekat hingga penataan dagangan.
Pasar Srono sudah berdiri sejak 25 tahun lalu. Pasar tradisional ini sebelumnya dikenal kumuh, becek, dan pengap. Lapak yang tidak tertata dan sekat-sekat ruangan antara pedagang satu dengan lainnya menambah kondisi pasar semakin kumuh.
Tahun 2015 lalu, pemerintah daerah mulai merehabilitasi pasar ini bersinergi dengan pemerintah pusat. Bangunan pasar ini didesain layaknya pasar modern. Atap pasar dibuat tinggi agar sirkulasi udaranya lancar, udara tidak pengap. Selain itu, pasar dibuat tanpa sekat agar pandangan terkesan luas. Drainase pasar pun ditata rapi.
Saat ini kondisi pasar memang masih dalam masa transisi. Beberapa fasilitas pasar juga belum dilengkapi dengan sempurna.
"Ini pasar memang belum selesai, belum siap, tapi harus segera berjalan. Karena kalau nunggu masih tahun depan selesainya, pedagang pasti protes kelamaan di tempat relokasi. Iya memang masih uji coba dan kita cek terus, banyak yang perlu diperbaiki. Sabar ya, Pak, Bu," kata Anas kepada para pedagang.
Ia menegaskan bahwa seluruh pasar tradisional di Banyuwangi secara bertahap akan dibangun dan ditata layaknya pasar modern. Penataan ruang pasar dilakukan supaya para pedagang dan pembeli bisa saling memberi pelayanan dan kenyamananan saat bertransaksi.
Penataan pasar tradisional, sambung Anas, dianggap merupakan budaya baru supaya bisa membentuk karakter pasar tradisional modern yang bersih, tertib dan nyaman.
"Maksudnya adalah memberikan zonasi agar pasar di wilayah Banyuwangi bisa tertata rapi dan bersih. Ini kan budaya baru supaya masyarakat dan pedagang bisa belajar dari yang semula model bedak lama diubah menjadi lebih lapang. Ini akan terlihat kondisi keseluruhan pasar, sehingga akan tumbuh perasaan kebersihan dan ketertiban pasar menjadi tanggung jawab semua pedagang pasar," ujar Anas.
Anas pun berjanji segera melengkapi fasilitas pasar. Mulai dari tong sampah untuk setiap los pasar, kran air, hingga membuat bangunan pasar tersebut lebih enak dipandang.
Selama lima tahun terakhir ini Banyuwangi telah memproteksi pasar rakyat agar tidak tergerus dengan pasar moderen. Caranya dengan merevitalisasi sejumlah pasar tradisional agar lebih bersih dan tertata.
Selain itu, katanya, Pemkab Banyuwangi membatasi pembukaan gerai ritel modern di seluruh Banyuwangi, kecuali gerai yang sudah ada di masa sebelum Anas mulai memimpin pada akhir 2010.
Saat ini, Banyuwangi juga sedang membangun pasar tradisional yang terintegrasi dengan terminal pariwisata di kawasan Sobo. Pasar Sobo diubah menjadi pasar moderen dengan konsep hijau berlantai empat yang memadukan para pedagang buah, kerajinan, dan berbagai macam barang lain dengan terminal wisata.
"Sehingga pedagang bisa lebih laris karena pasar itu juga menjadi salah satu titik kumpul wisatawan," ujarnya. (*)