Jakarta (Antara) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberikan penghargaan kepada para budayawan melalui Malam Penghargaan Kebudayaan 2015 yang akan diselenggarakan pada 22 September. Penghargaan kebudayaan juga diberikan kepada komponis musik, pianis, pelopor, inspirator bagi generasi muda, dan pendidik/pelopor komunitas fotografi jurnalistik.
"Malam kebudayaan ini bertujuan memberikan penghargaan kepada para budayawan di Tanah Air," ujar Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Kacung Marijan, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Kemdikbud memberikan penghargaan kepada para budayawan yang menerima Satyalancana Kebudayaan.
Mereka merupakan tokoh yang sebagian besar sudah tiada tetapi karyanya masih sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat yaitu (Alm) Sauti, Josef Prijotomo, (Almh) Hildawati Sidharta, (Alm) I Nyoman Tjokot, (Alm) M Junus Melalatoa, (Alm) Augustin Sibarani, (Alm) Kotot Sukardi, (Alm) Suryo Sumanto, dan (Alm) Mohammad Syafei.
"Selain itu, Kemdikbud juga memberikan penghargaan kebudayaan kepada 43 tokoh lainnya yang telah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan sesuai dengan perannya masing-masing."
Beberapa penerima penghargaan kebudayaan seperti komponis musik, pianis, pelopor, inspirator bagi generasi muda yakni Ananda Sukarlan, konduktor musik serta komposer yakni Avip Priyatna, arsitek komtemporer yakni (Alm) Frederich Silaban, pakar komunikasi visual, pelopor wacana ekonomi kreatif (Alm) Ivan Noeman, dan lainnya.
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada fotografer, pendidik pelopor komunitas fotografi jurnalistik (Galeri Fotografi Jurnalistik Antara) Oscar Motulloh.
Bentuk penghargaan yang diberikan sertifikat, pin emas, dan uang sebesar Rp50 juta.
Selain itu, juga diberikan penghargaan kepada budayawan yang masuk kategori pelestari.
"Juga diberikan penghargaan kepada anak dan remaja yang berdedikasi terhadap pengembangan kebudayaan," tambah dia.
Pada tahun ini juga diberikan penghargaan kepada maestro seni tradisi kepada maestro alat musik gong dan gendang asal Kalimantan Tengah, Mael Aya (73), maestro alat musik sampe asal Kalimantan Utara yakni Arang (60), penutur tujai asal Gorantalo, Abdul Wahab Lihu (78), maestro pemusik, pencipta lagu dan penari tarian tradisional Suku Pamona, Yustinus Hockey (70), penari, penyair, perupa asal Sorong, Jan Malibela (73).
"Kami juga memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah, media serta perorangan asing," terang dia. (*).