Trenggalek (Antara Jatim) - Peneliti partisipasi politik pemilih dari IAIN Tulungagung, Nurkholis, menyampaikan terus menurunnya partisipasi politik pemilih dalam pemilihan umum, baik dalam pilleg, pilpres, maupun pilkada di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengindikasikan masyarakat semakin cerdas dalam menilai program-program yang ditawarkan masing-masing calon.
"Intinya, partisipasi politik turun itu tidak harus dipahami secara negatif. Justru apatisme menunjukkan masyarakat semakin cerdas dalam menilai program dan visi-misi calon," kata Nurkholis usai paparan hasil risetnya selama dua bulan di Kabupaten Trenggalek, Jumat
Di hadapan belasan tamu undangan yang terdiri dari perwakilan mahasiswa, pemuda, kelompok studi sosial, pejabat hingga akademisi ia mencontohkan fluktuasi partisipasi pemilih di Trenggalek dalam agenda pemilu, pilpres, hingga pilkada, sejak 2004-2009-2014.
Menurutnya, munculnya kejenuhan masyarakat dalam agenda demokrasi tingkat nasional maupun daerah disebabkan masyarakat sudah mampu melakukan penilaian terhadap komitmen maupun isi program yang dikampanyekan para calon, baik dalam konteks pilpres, pilleg, maupun pilgub dan pilbup.
"Lebih spesifik, partisipasi pemilih banyak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan masing-masing. Semakin cerdas, angka partisipasi pemilih semakin tinggi. Sebaliknya masyarakat yang kurang terdidik cenderung mudah terpengaruh atas apa yang dilakukan kelompok mayoritas atau masyarakat umum," jelasnya.
Nurkholis menjelaskan riset yang ia lakukan bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode wawancara secara langsung dengan berbagai perwakilan kelompok masyarakat dengan ragam gender serta latar belakang pendidikan.
Hasilnya, Nurkholis lebih banyak mengulas penyebab umum penurunan partisipasi pemilih tanpa menyebut data angka secara kualitatif maupun karakteristik persoalan di masing-masing lingkungan sosial yang seharusnya menjadi obyek risetnya.
Paparan riset Nurkholis sempat dikritik kepala Badan Kesbangpol Linmas Trenggalek Widharsono serta sejumlah undangan yang hadir.
Namun Nurkholis maupun komisioner KPU bidang partisipasi pemilih, Nurani Soyomukti menegaskan bahwa metode penelitian yang dilakukan memang bersifat kualitatif dan mengedepankan pendekatan sosial, sehingga mengabaikan data angka maupun pola karakteristik politik di setiap daerah dari total 14 kecamatan yang ada di Trenggalek.
"Mungkin masukan ini bisa menjadi evaluasi bagi KPU dan saya sendiri untuk melakukan penelitian secara lebih terfokus dan mendetail," jawab Nurkholis.
Sementara, Ketua KPU Trenggalek Suripto mengatakan hasil riset yang dilakukan peneliti independen dari IAIN Tulungagung tersebut bisa menjadi rujukan lembaganya dalam mendorong upaya peningkatan partisipasi pemilih dalam Pilkada 2015.
"Masukan yang terpenting adalah pentingnya membuka secara lebih luas kanal maupun ragam sosialisasi, baik melalui media massa, media sosial, maupun cara-cara konvensional lain agar pemahaman masyarakat tentang pilkada maupun calon yang maju bursa pilkada bisa dikenali secara lebih dekat," ujar Suripto. (*)
Peneliti: Partisipasi Pemilih Indikasi Masyarakat Cerdas Politik
Jumat, 14 Agustus 2015 17:15 WIB
"Menurutnya, munculnya kejenuhan masyarakat dalam agenda demokrasi tingkat nasional maupun daerah disebabkan masyarakat sudah mampu melakukan penilaian terhadap komitmen maupun isi program yang dikampanyekan para calon, baik dalam konteks pilpres, pilleg, maupun pilgub dan pilbup"