Surabaya, (Antara Jatim) - Puluhan masyarakat Surabaya, Jawa Timur yang tergabung dalam "Indonesia Resistence Watch" menggelar aksi menolak calon kepala daerah yang terlibat korupsi di depan Markas Polda Jatim, Jalan Achmad Yani, Surabaya, Kamis.
Koordinator aksi, Rahmat mengaku aksi sengaja dilakukan di depan Mapolda Jatim karena beberapa calon kepala daerah yang terlibat korupsi dan kasusnya sedang ditangani Polda, kini masih tetap bisa mendaftar ke KPU sebagai calon kepala daerah.
"Oleh karena itu, kami meminta komitmen Polda Jatim agar bersikap profesional terhadap kasus-kasus korupsi yang melibatkan beberapa calon kepala daerah yang kini dalam proses verifikasi berkas oleh KPU," katanya.
Rahmat mengaku tidak rela beberapa daerah di Jawa Timur dipimpin oleh orang yang sedang dalam masalah atau terlibat korupsi, sehingga pihaknya meminta agar Polda Jatim transparan dalam proses hukum kasus yang sedang ditangani, terutama menyangkut calon kepala daerah.
Rahmat menyebutkan, salah satu calon kepala daerah yang kini terlibat korupsi dan kasusnya sedang ditangani Polda Jatim adalah berasal dari Kabupaten Gresik, yakni calon yang sebelumnya pernah menjabat sekretaris daerah wilayah tersebut.
"Salah satu calon kepala daerah di Kabupaten Gresik sebelumnya telah dilaporkan ke Polda Jatim, dan terindikasi terlibat kasus korupsi penerimaan dana dari sektor pajak dan jasa pelabuhan, serta merugikan negara sebesar Rp1,2 miliar," kata Rahmat dalam orasinya.
Oleh karena itu, IRW meminta Polda Jatim agar menindaklanjuti proses laporan itu, serta menangkap dan mengadili pelaku sebelum ditetapkan resmi sebagai calon kepala daerah.
"Permintaan kami sesuai dengan semangat dan tujuan dari pemberantasan korupsi UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang pemberantasan korupsi," ujarnya.
Serta, mendukung tugas Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayom dan pelayan kepada masyarakat sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2002 pasal 13.
Sementara, aksi yang juga melibatkan sejumlah organisasi massal itu sempat memacetkan kawasan Achmad Yani Surabaya, namun tetap berlangsung damai, dan lima perwakilan telah diterima langsung oleh jajaran Polda Jatim.(*)