Surabaya (Antara Jatim) - Operasi pasar sejumlah bahan pokok menjelang Lebaran 1436 Hijriah memicu inflasi Jawa Timur sebesar 0,51 persen pada bulan Juli 2015 atau lebih rendah dibandingkan pencapaian nasional 0,93 persen.
"Kondisi itu membuktikan bahwa operasi pasar yang diadakan Pemprov Jatim dapat meredam gejolak harga berbagai komoditas bahan pokok. Akibatnya, inflasi Jatim dapat dikendalikan," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah, di Surabaya, Senin.
Menurut dia, pada bulan Juli seluruh kota yang termasuk Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,94 persen dikarenakan daerah tersebut kurang berhasil mengendalikan ongkos angkutan umum. Dampaknya, menjelang Lebaran ongkos angkutan di daerah itu meningkat sampai 24 persen.
"Lalu, diikuti naiknya harga daging ayam potong sebesar 15 persen. Kemudian udang, ikan tongkol juga naik masing -masing 10 persen dan 16 persen," ujarnya.
Posisi berikutnya, jelas dia, inflasi Kota Sumenep mencapai 0,86 persen, disusul Madiun 0,83 persen, Probolinggo 0,70 persen, Kabupaten Banyuwangi 0,62 persen, Kota Malang 0,57 persen, dan Kota Kediri 0,52 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya 0,38 persen.
"Sementara itu, keberhasilan Kota Surabaya menekan laju inflasi menjelang Lebaran dikarenakan turunnya harga bawang merah 23,25 persen. Selain itu, harga telur ayam ras turun 10,51 persen, tomat sayur turun 19,52 persen, dan tarif jalan tol turun 17,60 persen," katanya.(*)
Operasi Pasar Picu Inflasi Jatim 0,51 Persen
Senin, 3 Agustus 2015 15:55 WIB