Tulungagung (Antara Jatim) - Bangunan rumah kompos atau program Unit Pengolah Pupuk Organik senilai ratusan juta di Desa Wates, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tidak lagi beroperasi setelah para peternak memilih membawa pulang sapi bantuan ke rumah masing-masing. "Dulu sapinya penuh di kandang, sekarang di bawa pulang warga. Bahkan belum lama ini ada yang mati. Urusannya gimana, saya tidak tahu, yang saya tahu kandangnya sekarang kosong," ungkap Samroni (55), warga sekitar kandang di Desa Wates Kecamatan Sumbergempol, Kamis. Kesaksian dia, sekitar 20 warga yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) Harapan Makmur menerima bantuan sapi berikut kandang besar dan rumah kompos senilai Rp350 juta pada 2010. Dua tahun pertama pelaksanaan program, tutur Samroni, peternakan berjalan normal dan unit pengolahan pupuk organik yang dibangun disamping kandang terus berproduksi. Namun memasuki tahun ketiga, tepatnya sekitar Mei 2014, jumlah sapi terus berkurang. Informasi dari pihak pengurus kelompok tani penerima bantuan, sapi-sapi itu dibagikan ke anggota dan dibawa pulang masing-masing anggota. Akibatnya, kandang UPPO seluas dua kali lapangan voli itu menjadi mangkrak karena tidak berpenghuni lagi. Demikian juga rumah kompos yang biasanya selalu berproduksi menghasilkan pupuk organik, dengan bahan baku kotoran sapi dicampur dedaunan yang telah dihancurkan. "Ya, kami terpaksa membawa pulang ternak yang ada, karena saat itu mulai kesulitan dengan biaya pakan yang harus disediakan," ucap salah seorang pengurus Poktan Harapan Makmur, Budiono. (*)
Proyek Rumah Kompos di Tulungagung Terbengkalai
Kamis, 18 Desember 2014 17:36 WIB