Demo Karyawan Semen Indonesia Tak Ganggu Produksi
Jumat, 14 November 2014 19:38 WIB
Gresik (Antara Jatim) - Manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memastikan aksi demo yang dilakukan ratusan karyawannya di Gresik, Jumat siang, tidak sampai mengganggu kegiatan produksi semen di Pabrik Tuban, Jawa Timur.
"Jam kerja karyawan di Pabrik Tuban dibagi tiga shift dan mereka yang ikut demo hanya sebagian yang kebetulan masuk shift malam. Begitu juga aktifitas di kantor pusat juga tetap berjalan," kata Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Agung Wiharto kepada wartawan.
Menurut ia, kegiatan produksi di Pabrik Tuban I-IV milik PT Semen Indonesia tetap berjalan seperti biasa. Kalaupun ada kegiatan produksi yang berhenti, hal itu karena sedang ada pemeliharaan mesin produksi, bukan ditinggal karyawan berdemo.
Sedikitnya ada 300 karyawan dari Pabrik Tuban yang bergabung dengan rekan-rekannya di Gresik melakukan aksi demo. Mereka datang ke Gresik dengan menggunakan lima unit bus.
Agung Wiharto mengatakan bahwa manajemen Semen Indonesia sangat menghargai aksi demo yang dilakukan para karyawan dan tetap memberikan ruang kepada mereka untuk menyampaikan aspirasi.
Sebelumnya, lanjut Agung, pengurus Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) juga telah mengirimkan surat permohonan kepada manajemen untuk melakukan dialog dengan jajaran direksi.
"Yang jelas, tuntutan dari para karyawan sudah kami terima dan secepatnya jajaran manajemen akan bertemu serta berdialog dengan SKSI untuk membicarakan masalah tuntutan tersebut," ujarnya.
Terkait salah satu tuntutan agar Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto mundur dari jabatannya, Agung Wiharto menegaskan bahwa pergantian posisi direksi sudah ada mekanismenya yakni melalui rapat umum pemegang saham.
"Soal adanya pencitraan yang dilakukan dirut, kalau memang terbukti, hal itu bisa ditelusuri. Namun, saya kira jajaran manajemen sudah bekerja keras selama beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan kinerja perseroan, tidak ada yang namanya pencitraan," tambah Agung.
Kendati memastikan produksi pabrik tidak terganggu, Agung Wiharto mengakui ada dampak langsung maupun tidak langsung terhadap perseroan dari aksi demo karyawan tersebut, seperti citra perusahaan yang dianggap tidak kondusif dan kemungkinan harga saham SI ikut terpengaruh.
Aksi karyawan Semen Indonesia ini merupakan bentuk kekecewaan setelah pertemuan dengan jajaran manajemen pada pekan sebelumnya, tuntutan yang mereka suarakan tidak mendapatkan tanggapan positif.
Selain menuntut Dirut SI Dwi Soetjipto mundur, ada sembilan tuntutan lainnya yang disampaikan SKSI pada aksi demo kali ini, yakni menuntut perbaikan kesejahteraan karyawan dan menolak segala macam bentuk efisiensi palsu yang mengurangi kesejahteraan karyawan.
Selain itu, karyawan juga menuntut selamatkan aset bangsa dan saatnya revolusi mental di Semen Indonesia, serta selamatkan keberlangsungan operasional Pabrik Tuban.
"Kami juga menolak segala macam acara gebyar-gebyar tahun baru, celebration nite dan sejenisnya, menolak segala macam bentuk pencitraan untuk kepentingan pribadi," kata Ketua SKSI Aditya Sugeng.
Tuntutan lain yang disuarakan karyawan adalah keterlibatan SKSI dalam kebijakan strategis perusahaan dan menghentikan berbagai kebijakan yang tidak prokaryawan. (*)