PT PAL Serahkan Dua Kapal Pesanan Pertamina
Rabu, 12 November 2014 21:02 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - PT PAL Indonesia (Persero) menyerahkan dua unit kapal pesanan PT Pertamina (Persero) yakni MT Pagerungan dan MT Pangkalan Brandan untuk menunjang operasional badan usaha milik negara (BUMN) tersebut dan pada gilirannya bisa mendukung pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penyerahan kapal pertama 17.500 LTDW, MT Pagerungan dan peluncuran kapal kedua MT Pangkalan Brandan adalah bukti kompetensi kami untuk menghasilkan karya terbaik sejak tahun 1980," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), M Firmansyah, saat menyerahkan kedua kapal pesanan tersebut, di Surabaya, Rabu.
Selain itu, salah satu badan usaha milik negara (BUMN) tersebut juga telah menyerahkan lima kapal pesanan PT Pertamina (Persero). Misalnya dua unit Kapal Tanker ukuran 3.500 DWT dengan masing-masing MT Minas dan MT Melahin yang diserahkan pada tahun 1985.
"Kemudian, Kapal Tanker ukuran 6.500 DWT (MT Kurau) yang kami serahkan pada tahun 1992," ujarnya.
Berikutnya, ada pula Kapal Tanker ukuran 17.500 LTDW (MT Palu Sipat) dan diserahkan pada tahun 2000 dan MT Fastron ukuran 30.000 LTDW yang diserahkan pada tahun 2005. Saat itu, serah terima kapal tersebut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Hingga kini, kerja sama pembangunan kapal tanker itu merupakan komitmen kami untuk bersinergi. Khususnya antar-BUMN sebagai implementasi Kepres No. 5/2005 tentang dukungan pengembangan Industri maritim di Indonesia," katanya.
Hal itu, juga sebagai perwujudan nilai tambah pada kemampuan industri dalam negeri. Apalagi dikarenakan banyaknya keterlibatan dukungan SDM dan industri-industri pendukung di sekitar galangan kapal.
"Kondisi tersebut sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan klaster industri baru untuk menyerap dan menciptakan lapangan kerja baru," katanya.
Bahkan, sekaligus sebagai wahana transformasi keahlian untuk menciptakan komunitas masyarakat yang mandiri dalam segala aspek industrialisasi. Selain dari implementasi Kepres No. 5/2005 tentang pengembangan industri maritim, sinergi ini akan terus dilakukan untuk peningkatan kinerja.
"Khususnya dalam pembangunan kapal baru, perbaikan dan pemeliharaan kapal-
kapal yang lain," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, ikut menopang dan mendukung visi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di bidang maritim. Pada masa mendatang, pihaknya berharap kapal yang beroperasi di Indonesia dibangun oleh industri dalam negeri.
"Hal itu untuk mendukung industri maritim Indonesia dan galangan kapal nasional dapat berkembang lebih maju dan sekaligus berperan dalam penghematan devisa negara," katanya.(*)