Kampung Pahlawan Nasional Sukarni di Blitar Sepi
Minggu, 9 November 2014 23:37 WIB
Blitar (Antara Jatim) - Kampung halaman Sukarni di Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Balitar, Jawa Timur, tampak sepi, tidak ada persiapan acara penyambutan atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi salah satu pejuang Kemerdekaan RI tersebut.
Ketika wartawan Antara mengunjungi rumah kuno tempat lahir Pahlawan Nasional Sukarni di Lingkungan/Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Minggu sore, seluruh pintunya bahkan tertutup, hanya beberapa jendela yang terbuka.
"Rumah ini setiap hari ya seperti ini, sepi, pintunya lebih sering ditutup, kecuali kalau ada tamu baru dibuka," kata Kiswoto, salah satu keponakan almarhum Sukarni.
Rumah Kiswoto berada di seberang jalan berjarak sekitar 100 meter dari rumah kuno model joglo yang merupakan tempat lahir hingga Sukarni tumbuh dewasa pada zaman penjajahan Belanda.
Sukarni lahir pada 14 Juli 1916 dari ibu bernama Supiah, sedangkan ayahnya adalah Kartodiwirjo. Rumah itu sudah lebih dari 30 tahun hanya ditunggu dan dirawat oleh pembantu, Baito.
Menurut Kiswoto, sebenarnya sudah ada wacana dari warga sekitar untuk mengadakan acara menyambut penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Sukarni, namun hal itu masih harus dikoordinasikan dengan sejumlah pihak.
"Kami masih harus merundingkan dengan pihak keluarga, mau diadakan acara apa terkait penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini," katanya.
Kiswoto akan membicarakannya dengan Dr Emalia Iragiliati, anak kelima Sukarni, yang menjadi dosen di Universitas Negeri Malang.
Sementara Kepala Kelurahan Sumberdiren, Supriyanto, mengakui terkait penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Sukarni itu sudah ada wacana dari warga dan pihaknya untuk mengadakan tablig akbar dan haul. Sukarni wafat pada 7 Mei 1971 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
Namun untuk mengadakan acara itu memerlukan biaya, selain persetujuan dan dukungan dari pihak keluarga. "Kalau pihak keluarga sudah setuju, mungkin kami akan minta dukungan pembiayaannya dari Pemkab Blitar," ujar Supriyanto. (*)