Widya Mandala Dampingi 35 UKM Nelayan Kenjeran
Senin, 2 Juni 2014 19:56 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah sivitas akademika dari 10 fakultas yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya mendampingi 35 usaha kecil mikro (UKM) nelayan Pantai Kenjeran, Kelurahan Bulak, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
"Kami sudah mendampingi mereka 1,5 tahun dan rencananya pendampingan berlangsung selama tiga tahun. Kami melibatkan 10 fakultas, karena pendampingan kewirausahaan untuk nelayan tanpa pengenalan kesehatan akan membuat produk mereka tidak berkualitas," kata ketua panitia pameran karya dan dialog konsultatif Drs Kusworo di kampus setempat, Senin.
Ia menjelaskan produk dari UKM binaan LPPM Widya Mandala antara lain kerupuk ikan, abon, udang, ikan, cenderamata perikanan, dan sebagainya.
"Pembinaan mereka juga melibatkan fakultas psikologi untuk menguatkan jiwa dan spirit kewirausahaan serta mengubah mindset (pola pikir) yang sebelumnya serba kergantungan," katanya.
Selain LPPM dan Fakultas Psikologi, pihaknya juga melibatkan Fakultas Teknologi terkait teknologi pangan dan energi. Ada juga Fakultas Farmasi terkait keperawatan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Bisnis dan Ekonomi terkait manajemen dan pemasaran, Fakultas Komunikasi terkait label yang menarik, dan sebagainya.
"Kesehatan itu penting bagi para UKM, karena kalau hanya membuat kerupuk ikan, tapi mereka masih menggunakan bahan pengawet, zat pewarna, dan sejenisnya, tentu produk mereka akan sulit bersaing pada pasar yang lebih luas," katanya.
Dalam pendampingan itu, mereka juga didekatkan dengan koperasi dan pegadaian untuk mengakses modal. "Kalau dengan perbankan akan banyak kendala, apalagi mereka yang tergolong pemula. Untuk itu, kami latih mereka dengan pelatihan pembuatan proposal," katanya.
Ia menambahkan pendampingan yang bersifat komprehensif (lengkap) itu karena permasalahan UKM itu tidak bisa hanya dipotret dari aspek ekonomi, melainkan perlu pendekatan lain, seperti psikologi, kesehatan, teknologi, lembaga modal UKM, dan sebagainya.
"Kami berharap 35 UKM itu akan menyebarkan 'virus' kewirausahaan yang benar kepada 100 UKM lainnya melalui getok tular, sehingga UKM di kalangan nelayan Kenjeran akan semakin berkualitas produknya dan pemasarannya pun berkembang," katanya.
Dalam kesempatan itu, para peserta dialog konsultatif dan pameran karya dari kalangan nelayan dan ibu rumah tangga nelayan juga diberi bibit tanaman pangan untuk dikembangkan di rumahnya. "Kami mendidik mereka untuk membuka mindset lebih jauh, bukan berpikir pragmatis," katanya. (*)