Setiap tahun, tepatnya pada bulan Mei, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Surabaya selalu digelar dengan serangkaian kegiatan seni dan budaya. Tahun ini, kota-ku genap berusia 721 tahun... Namun, peringatan kali ini diawali dengan dua peristiwa yang menjadi kado kurang istimewa untuk Kota Pahlawan tercinta. Kado pertama yang apes (nahas) adalah penghargaan "Socrates Award 2014" yang diberikan di London, Inggris pada 16 April 2014, namun belakangan diketahui ternyata salah kategori. Ya, piala yang membawa nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di tingkat nasional itu ternyata bukan "Socrates Award" dengan kategori "Innovative City of The Future", melainkan hanya kategori "United Europe Award". Awalnya, Pemkot Surabaya merujuk pada undangan dari Europe Business Assembly (EBA) selaku penyelenggara Socrates Award bahwa kategori yang diterima Surabaya adalah "Innovative City of The Future". EBA merupakan organisasi non-pemerintah berbasis di Inggris yang memberi perhatian terhadap pengembangan dan transformasi ilmu pengetahuan ekonomi, sosial, dan budaya. Kategori "Innovative City of The Future" merupakan kategori tertinggi di antara kategori lain setingkat kota. Namun, pihak pemkot akhirnya mengakui adanya kekeliruan kategori. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak ada niatan mendapatkan penghargaan ini untuk meningkatkan pencitraan dirinya, melainkan ia hanya ingin memperkenalkan Surabaya kepada warga di Inggris. "Saya ingin menunjukkan ke orang Surabaya agar jangan pasrah. Orang-orang miskin bisa termotivasi dan bisa bangkit. Karena di lapangan, membangkitkan semangat orang itu sulitnya bukan main," ucapnya. Mendapati hal itu, Risma mengaku jera mendapatkan penghargaan. "Aku lho rapopo (tidak apa-apa) nggak dapat penghargaan, mas. Saya mau fokus kerja saja. Saya sering kok nolak-nolak penghargaan," tuturnya. Kado kedua yang juga apes adalah kegiatan bagi-bagi es krim Wall's di sekitar Taman Bungkul yang membuat ratusan taman rusak. Spontan, Risma memarahi panitia dan sempat diabadikan sejumlah media. Risma pun sempat mengancam PT Unilever selaku penyelenggara untuk digugat secara pidana dan perdata. Kerugian atas rusaknya Taman Bungkul mencapai Rp1 miliar. "Sudah 10 tahun kami bikin ini (Taman Bungkul). Itu semua uang rakyat. Kamu pikir gampang, lihat itu," umpat Risma di depan panitia 'Wall's Ice Cream Day' dengan nada marah. Risma marah dengan kekacauan perizinan acara itu. Ia mengaku tidak meneken izin acara itu, namun panitia menyebut pihaknya sudah mengantongi izin dari DKP dan Polda Jatim. "Acara Tahun Baru kita gunakan Taman Bungkul, tapi tidak ada yang rusak karena ada koordinasi. Sekarang kayak gini," papar Risma, terlihat sedih. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) setempat mengaku baru menerima surat dan belum mengeluarkan izin, sedangkan Polda Jatim menyebutkan acara di Taman Bungkul itu dikeluarkan kepolisian tingkat kota atau Polrestabes Surabaya. Padahal, Humas Konjen AS di Surabaya Andrew M Veveiros memberi apresiasi untuk kota ini. "Surabaya adalah kota yang indah, bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) memiliki komitmen terhadap penghijauan dan kebijakan pro-lingkungan yang kuat," ucapnya saat pamitan dengan Kepala Biro LKBN Antara Jatim Akhmad Munir di kantor biro LKBN Antara Jatim di Surabaya (19/5). Pandangan senada juga diungkap Ketua Delegasi Majlis Perbandaran Batu Pahat, Norashikin Binti Mohd Yasin. "Kunjungan saya ke Surabaya tidak lain untuk mengetahui taman-taman di Kota Surabaya. Ibu Risma telah membangun taman di Surabaya dengan baik, sehingga Kota Surabaya sekarang berubah menjadi kota yang bersih, hijau, dan nyaman," tukasnya saat bertemu wali kota (20/5). Ya, kado apes untuk Kota Surabaya itu hendaknya menjadi evaluasi bagi Pemkot Surabaya (dan, Risma) agar kota yang kini banyak mendapat apresiasi berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri itu tidak lagi mendapatkan kado yang kurang istimewa seperti itu. Selamat Ulang Tahun, Surabaya-ku... Cinta-ku pada-mu takkan berubah, walau ditelan waktu... (*)
Kado (Apes) untuk Surabaya
Minggu, 25 Mei 2014 11:41 WIB