Gurihnya Ikan Waduk di Tengah Hutan
Jumat, 9 Mei 2014 9:18 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Bagi anda yang dalam perjalanan melewati jalur Jalan Raya Nganjuk-Bojonegoro, Jawa Timur, jangan lupa mampir di Warung "Semok" di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, yang lokasinya persis di tepian Waduk Pacal.
Di warung yang dikelola Sumirah (45), menyediakan berbagai aneka ikan produksi nelayan Waduk Pacal, di Kecamatan Temayang, mulai udang, nila, "wader pari", gloso, "kuthuk", bahkan ikan patin yang baru dibudidayakan dalam keramba oleh nelayan waduk setempat.
"Semua ikan yang menjadi menu di warung saya ketika dibawa nelayan Waduk Pacal kesini semuanya masih segar dan hidup, sebab baru saja diperoleh nelayan dari mencari di waduk," ungkap pemilik Warung "Semok" Sumirah.
Ia juga menggoreng berbagai aneka ikan di warung setempat, bahkan cara menggorengnya dengan memanfaatkan kayu bakar, sehingga pengunjung bisa melihat langsung prosesnya.
Begitu pula, pengunjung bisa melihat berbagai aneka ikan yang baru digoreng diletakkan di atas meja dengan beralaskan daun jati.
Seperti dijelaskan Sumirah, pembeli bisa memilih nasi jagung atau nasi biasa yang ditempatkan di wadah bambu (tolok), juga mengambil sendiri sayur lodeh. Selain itu,pembeli bisa memesan menu berbagai aneka ikan yang kemudian diletakkan di dalam piring kecil.
"Kalau sambal kemangi bisa mengambil sendiri. Minta di letakkan di cobek ya dilayani. Sambal kemangi ini tanpa penyedap rasa, tapi kalau pembeli minta ditambah penyedap rasa bisa mengambil sendiri," tutur Wijiati (36), salah seorang tenaga kerja dari empat tenaga kerja yang membantu Warung Sumirah.
Mengenai harga satu porsi berbagai aneka ikan di warung setempat cukup murah yaitu Rp10.000/porsi lengkapi dengan minuman teh."Tapi kalau minta ikan gloso, kuthuk atau patin, harganya Rp12.000/porsi," jelas Sumirah.
Sumirah memastikan warungnya yang buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 16.00 WIB, kecuali Jumat libur, bisa menyediakan menu berbagai aneka ikan waduk.
"Tapi banyak pembeli dari Nganjuk atau Bojonegoro sebelum datang menghubungi dulu lewat telepon untuk memastikan saya berjualan," ujarnya.
Seorang pembeli asal Nganjuk Safrudin (41), mengaku sudah tiga tahun setiap bepergian ke Bojonegoro selalu mampir untuk makan di warung setempat.
"Kalau tidak mampir rugi, selain menu makanan ikan waduk enak dan gurih, juga murah, sekaligus bisa beristirahat untuk menikmati sejuknya udara," jelas Safrudin, dibenarkan pelanggan lainnya asal Bojonegoro Afandi (36).
Menjumpai lokasi warung yang menjual berbagai aneka ikan Waduk Pacal tersebut tidaklah sulit, sebab lokasinya di selatan jembatan yang menghubungkan Bojonegoro-Nganjuk.
Baik dari arah Nganjuk maupun dari arah Bojonegoro, lokasi warung tersebut jaraknya hampir sama masing-masing sekitar 35 kilometer, semuanya harus melalui hutan jati yang tergolong masih lebat.
Meski warungnya sederhana, berlantai tanah dan berdinding bambu, juga kursinya dari rencek kayu jati, namun di dalam warung cukup bersih, selain lokasi parkir bagi kendaraan roda dua dan empat cukup memadai.
Sebagaimana dituturkan Sumirah, dirinya merintis mendirikan warung makanan di tempat tersebut sejak lima tahun lalu berawal dari menjual kue-kue di tepi jalan raya Bojonegoro-Nganjuk.
"Saya menjual makanan menu ikan waduk karena memperoleh pesanan pekerja yang membangun jembatan. Berawal dari itu kemudian saya mendirikan warung makanan dengan atap "welit"," tuturnya.
Namun, katanya, belum genap setahun berjalan, warungnya ludes dibakar orang, bahkan barang pecah belah di dalam warung semuanya hancur.
"Piring-piring di dalam warung pecah diinjak-injak pelaku. Tapi saya kemudian mendirikan warung dengan atap genteng bekas rumah, yang sekarang berdiri. Banner tulisan Warung Semok di depan itu dibuatkan pelanggan dari Bojonegoro," jelasnya.
Ia mengaku ada orang yang akan membiayai warungnya agar menjadi lebih baik, tetapi ditolak dengan pertimbangan kalau warung menjadi lebih baik, maka pelanggannya yang masyarakat kalangan bawah tidak berani datang untuk makan.
"Ya biar apa adanya. Saya lebih senang kalau seperti ini," ucapnya, lirih. (*)