Dua Calon Wawali Surabaya Belum Jelas
Senin, 27 Mei 2013 19:06 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Dua calon Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya yang akan menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono hingga saat ini belum jelas karena Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selaku parpol pengusung masih memberikan satu nama calon yakni Wisnu Sakti Buana.
"Calon penggantinya sampai saat ini ya pak Wisnu Sakti," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri kepada Antara di Surabaya, Senin.
Diketahui Wawali Surabaya Bambang Dwi Hartono mundur dari jabatannya karena mendapat tugas dari DPP PDIP untuk menjadi Calon Gubernur Jatim bersama dengan Said Abdullah selaku Calon Wakil Gubernur Jatim.
Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan FPDIP melakukan lobi-lobi kepada sejumlah fraksi untuk dukungan terhadap Wisnu Sakti, salah satunya dengan pimpinan Fraksi Partai Golkar. Namun hal itu dibantah oleh Syaifudin Zuhri dengan alasan bahwa itu pertemuan biasa.
"Jangan disalahartikan, kita kan satu atap. Jadi hanya pertemuan biasa," katannya.
Syaifuddin Zuhri sebelumnya mengatakan sebenarnya pihaknya telah mengantongi sosok yang bakal mendampingi Whisnu Sakti Buana. Keputusan tersebut, sesuai dengan hasil rapat yang digelar beberapa hari yang lalu.
Kendati demikian, lanjut dia, pria yang juga menjadi anggota Komisi C DPRD Surabaya ini enggan menyebutkan sosok lain selain Wisnu itu. Dirinya beralasan, sebagai seorang prajurit ia tidak memiliki wewenanag untuk membocorkannya kepada media.
"Yang jelas namanya sudah ditetapkan. Tapi untuk sosoknya, memang sengaja kita rahasiakan dulu," katanya.
Saat ditanya, apakah calon selain Wisnu Sakti itu adalah mantan anggota Komisi D DPRD Surabaya, periode 2004-2009 Taroe Sasmita, Syaifudin membantahnya. "Itu tidak benar. Tunggu saja tanggal mainnya," katanya.
Hal sama juga diungkapkan anggota FPDIP lainnya, Adi Sutarwijono. Ia mengatakan saat ini partai menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut pada Wisnu Sakti. "Nanti pak WS yang bakal menunjuk sendiri siapakah yang bakal mendampingi beliau," ujarnya.
Menurut Adi, semenjak adanya ketentuan yang menyatakan calon wawali harus diajukan dua nama. "Kalau untuk sosoknya, tanya langsung saja pak pak Wisnu karena saya sendiri juga tidak tahu," tandasnya.
Sementara ketika disinggung soal pertemuan beberapa hari yang lalu yang digelar DPC PDIP Surabaya, secara tegas Awik mengaku tidak tahu keputusan yang dihasilkan. Sebab dalam pertemuan tersebut, ia mengaku tidak bisa datang.
"Kalau soal itu, tanya saja pada teman teman dari DPC PDIP yang datang," katanya. (*)