FKKK Jatim Sebar Posko Pemenangan "Karsa"
Rabu, 3 April 2013 18:38 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Forum Komunikasi Kiai Kampung (FKKK) menyebarkan dan mendirikan posko untuk memenangkan pasangan bakal Calon Gubernur Jatim Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) di beberapa daerah menghadapi Pilkada Jatim periode 2014-2019.
"Fungsi Posko sebagai tempat menyamakan visi dan memikirkan strategi memenangkan 'Karsa'. Kami tidak ingin hanya sekadar mendukung, tapi ikut membantu mengantarkannya sebagai gubernur," ujar Ketua FKKK Jatim Fahrurrozi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim belum membuka masa pendaftaran, namun pendirian posko dinilai sangat penting. Posko tersebut juga akan menyosialisasikan program keberhasilan pemerintahan Jatim di era kepemimpinan periode 2009-2014.
Ia mencontohkan salah satu keberhasilan program Soekarwo saat ini adalah bantuan untuk pondok pesantren, bantuan untuk Madrasah Ibtida¿iyah dan bantuan pendidikan bagi guru Madin.
"Selama memimpin, gubernur dan wakil gubernur benar-benar membuktikannya ke masyarakat. Selain tidak ada konflik di internal pemerintahan, Jatim sekarang menjadi tempat yang aman, nyaman dan sangat kondusif. Alasan inilah yang menjadikan kami mendukung beliau," katanya.
Beberapa daerah yang dijadikan sebagai titik pendirian posko antara lain Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Malang, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Nantinya, lanjut dia, akan menyusul daerah-daerah lainnya untuk didirikan posko pemenangan.
"Targetnya semua daerah harus ada posko pemenangan. Nanti akan kami dirikan sampai Pilkada Jatim digelar," kata kiai yang akrab disapa Gus Fahrur tersebut.
Sementara itu, terkait sikap Nahdlatul Ulama, Gus Fahrur sebagai kiai NU mendesak agar pemimpin Nahdliyin dan badan otonomi NU segera mundur dari kepengurusan. Alasan pengasuh pondok pesantren Canga'an Pasuruan ini karena NU bukan partai politik, namun organisasi massa keagamaan yang terikat dalam khittah.
"Oleh karena itu, kami mendesak Khofifah untuk mundur dari Ketua Umum PP Muslimat. Sebab NU bukan partai politik dan ketua umum di badan otonom tidak efektif jika mencalonkan diri," katanya.
Pada kesempatan sama, Kiai Bahrul asal Probolinggo dan Kiai Marsus asal Lumajang sepakat bahwa dukungannya ke "Karsa" sifatnya mutlak karena kepemimpinannya benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Kami mendukung penuh 'Karsa' dan yakin akan menang satu putaran. Kami tidak melihat partai-partai mana saja yang mengusung, asalkan duet ini bisa berlanjut dan memimpin pada periode lima tahun mendatang," katanya. (*)