Banyuwangi - Mendikbud Mohammad Nuh mengharapkan Politeknik Banyuwangi (Poliwangi) dapat menjadi politeknik yang "wangi" (harum) seperti "parfum" bagi kemajuan kawasan Indonesia bagian timur seperti Bali, Mataram, Kupang, Maluku, hingga Papua. "Alasan Poliwangi 'dinegerikan' (menjadi PTN) adalah Banyuwangi itu ujung atau perbatasan Jatim dengan Indonesia bagian timur dan kawasan perbatasan biasanya diabaikan, sehingga tingkat kemiskinannya tinggi. Itu harus dirombak," katanya di Banyuwangi, Minggu. Di hadapan ribuan pengawas, kepala sekolah, dan guru se-Banyuwangi yang menghadiri peresmian status Poliwangi menjadi PTN, peluncuran "Indonesia Digital Campus" (Indicampus), dan Sosialisasi Kurikulum 2013, ia menilai semangat bupati juga menjadi alasan. "Bukan hanya keinginan mendorong Banyuwangi menjadi pusat keunggulan di kawasan timur, tapi saya juga melihat semangat bupati yang luar biasa, sehingga saya yakin Poliwangi tidak hanya sekadar ada, tapi juga bisa menjadi politeknik terbaik," katanya. Oleh karena itu, Mendikbud mengusulkan kepada Rektor Poliwangi dan Bupati Banyuwangi untuk "menyekolahkan" dosen Poliwangi hingga doktor. "Saya akan bantu dengan berbagai program beasiswa yang ada hingga kita akan memanen hasilnya dalam lima tahun ke depan," katanya. Namun, katanya, Kemendikbud "menegerikan" sejumlah PTS bukan untuk kepentingan sesaat, melainkan ikhtiar menyiapkan sebagian dari 113 juta "skills worker" atau sumberdaya manusia yang terampil. "Apalagi, Banyuwangi punya Digital Society, tapi saya berharap Digital Society itu jangan hanya punya jaringan wifi tapi tidak tahu cara menggunakan internet untuk kepentingan sosial, ekonomi, dan pendidikan," katanya. Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menceritakan sejumlah perkembangan terkini dari Banyuwangi yang dipimpinnya sejak tahun 2010, di antaranya angka kemiskinan, digital society, PDRB, dan rencana "e-office" serta "e-health". "Angka kemiskinan di Banyuwangi berjumlah 20,45 persen pada tahun 2010, tapi sekarang tinggal 10,9 persen, sedangkan PDRB sekarang sudah mencapai Rp33 triliun, padahal targetnya Rp27 triliun," katanya. Untuk "Digital Society" juga sudah mencapai 1.100 titik wifi dari target 10.000 titik wifi, padahal Jakarta hanya mempunyai 200 titik wifi. "Untuk e-office dan e-health sendiri akan diluncurkan Men-PAN dan Menkominfo pada awal Maret mendatang," katanya. Sementara itu, Poliwangi dengan lahan seluas 3 hektare itu memiliki tiga jurusan yakni program studi informatika, program studi teknik, dan program studi teknik mesin. "Sejak 2010 hingga kini, kita sudah menegerikan 12 PTS menjadi PTN, baik universitas maupun politeknik, bahkan ada lima lagi yang masih proses. Syaratnya, kawasan perbatasan, APK rendah, potensi daerah dan semangat pemda-nya," kata Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Ditjen Dikti Kemdikbud, Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng. (*)
Mendikbud: Poliwangi Jadi "Parfum" Indonesia Timur
Minggu, 24 Februari 2013 16:49 WIB