Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan normalisasi saluran air sebagai upaya untuk mengantisipasi adanya cuaca ekstrem saat musim hujan seperti sekarang ini.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Syamsul Hariadi di Surabaya, Jumat, mengatakan Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi cuaca ekstrem salah satunya pemeliharaan fasilitas penunjang penanganan banjir dan genangan, di antaranya normalisasi saluran, pompa air, pintu air, pintu laut yang menuju ke muara dan sebagainya.

"Ini dilakukan agar ketika memasuki musim hujan, tidak sampai terjadi genangan atau banjir," katanya.

Ia mengemukakan DSDABM Surabaya juga melakukan pemeliharaan pompa air dan pintu air. Tujuan pemeliharaan itu untuk memastikan pompa air dan pintu air dapat berfungsi baik ketika terjadi cuaca ekstrem.

"Makannya di wilayah selatan saat ini ada pembangunan rumah pompa Menanggal di belakang Cito, kemudian ada pembangunan rumah pompa Ahmad Yani di depan Taman Pelangi, kemudian ada rumah pompa Ketintang di Ketintang Madya," katanya.

Bukan itu saja, upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, lanjutnya, DSDABM juga rutin berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk deteksi dini informasi cuaca.

"Biasanya, pemkot akan menerima peringatan satu sampai dua jam sebelum terjadi cuaca ekstrem," katanya.

Syamsul menerangkan informasi yang diperoleh dari BMKG bisa dijadikan acuan untuk mitigasi dini, jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem.

Mulai dari perkiraan waktu hingga intensitas curah hujan yang akan terjadi. Adanya informasi ini, jajaran DSDABM melakukan sejumlah upaya penanganan, mulai dari mengurangi debit air di saluran, menyalakan rumah pompa hingga membuka pintu-pintu air.

"Kita selalu dapat informasi dari BMKG ketika akan ada hujan, biasanya sekitar satu jam - dua jam itu ada peringatan dari BMKG. Masyarakat juga melihat di website WOFI Juanda, kalau warnanya merah berarti hujan deras, kalau kuning hujan sedang, kalau hijau itu masih gerimis-gerimis," ujarnya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025