Surabaya - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menilai minat investor di Indonesia dalam mengawasi portofolio investasinya sangat minim karena besarnya kepercayaan penanam modal terhadap jasa sejumlah "broker". "Padahal, setiap investor bisa melakukan pengawasan portofolio investasi mereka secara mandiri," kata Head, Corporate Communication, Human Resources Development and General Affairs Division PT KSEI, Racmi Maruda Ramyakim, ditemui dalam Sosialisasi "AKSes Mobile", di Surabaya, Selasa. Menurut dia, bentuk pengawasan tersebut dapat direalisasi dengan menggunakan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Fasilitas itu merupakan bentuk perlindungan kepada investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia melalui keterbukaan informasi yang dikelola oleh pemegang rekening KSEI (perusahaan efek dan bank kustodian). "Fasilitas tersebut dapat diakses masing-masing investor tanpa biaya apa pun," ujarnya. Selain itu, untuk memberikan kemudahan bagi investor dalam memonitor portofolio efek miliknya maka sejak Juli 2011 KSEI menghadirkan AKSes "Mobile". Keberadaan fasilitas tersebut sekaligus menjadi solusi bagi investor dengan melakukan "login" ke "website" Kartu AKSes. "Kini masing-masing investor dapat memonitor portofolio efeknya kapan dan di manapun baik melalui komputer jinjing, telepon seluler pintar, android, 'iPhone', 'tablet', dan 'iPad'," katanya. Meski fasilitas tersebut memberi kemudahan bagi investor, ia menyatakan, sampai sekarang jumlah investor yang melakukan "login" tak sebanding dengan total penanam modal di Indonesia. "Idealnya apabila jumlah investor di pasar modal Indonesia ada 1 juta investor maka yang login juga 1 juta. Namun, kini tidak," katanya. Ia menyebutkan, secara nasional dari 276.000 investor pemilik "Single Investor Identification/SID" yang terdaftar di KSEI sekaligus pemegang Kartu AKSes, hanya sekitar 30.000 investor telah "login" di "website" AKSes. "Kondisi serupa terjadi di Jawa Timur terutama Surabaya," katanya. Padahal, lanjut dia, populasi penduduk Jatim dengan 37 juta orang sangat berpotensi menjadi investor di pasar modal Indonesia dan mengawasi portofolio efeknya melalui Fasilitas AKSes. Sementara, dari populasi penduduk di Surabaya mencapai 2,7 juta orang, masih 0,8 persen di antaranya telah menggunakan fasilitas itu. "Oleh karena itu, kami merealisasi sejumlah strategi mulai undian berhadiah sampai memberikan 'point reward' bagi perusahaan efek yang bisa meningkatkan minat investor untuk 'login' di 'website' AKSes," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012