Investasi Pasar Modal Kurang Diminati Masyarakat
Rabu, 9 Oktober 2013 16:10 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Unit Komunikasi Perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Zylvia Thirda, menyatakan, kegiatan investasi di pasar modal kurang diminati oleh sebagian masyarakat di Indonesia.
"Kondisi itu dikarenakan masih besarnya keraguan mereka terhadap investasi di pasar modal. Masyarakat menilai pasar modal merupakan tempat yang tidak aman, rawan kecurangan, dan penyalahgunaan investasi," katanya, dihubungi dari Surabaya, Rabu.
Ia mencontohkan, hal tersebut tampak di Provinsi Riau. Padahal wilayah itu memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sesuai data dari Biro Pusat Statistik terkait sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Provinsi Riau sudah mencapai 5.538.367 jiwa.
"Bahkan, terdapat 671 kantor bank dengan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun pada akhir tahun 2011 berjumlah Rp44,88 triliun. Dana itu terdiri dari giro sebesar Rp10,61 triliun, deposito Rp11,90 triliun, dan tabungan Rp22,37 triliun," ujarnya.
Di sisi lain, jelas dia, situasi itu sangat berlawanan jika dibandingkan dengan data pasar modal yaitu baru tercatat 3.640 investor yang berdomisili di Riau dan total nilai investasi sebesar kurang lebih Rp772 miliar.
"Sementara, jumlah perusahaan efek yang telah memiliki kantor cabang di Pekanbaru hingga saat ini baru ada delapan perusahaan," katanya.
Padahal, tambah dia, sampai sekarang otoritas pasar modal Indonesia sudah mempunyai berbagai program sosialisasi untuk mengajak masyarakat berinvestasi di pasar modal guna meningkatkan jumlah investor.
"Namun harus kami akui bahwa citra yang tertanam dalam benak masyarakat terhadap pasar modal merupakan tempat yang tidak aman untuk berinvestasi," katanya. (*)