Tuban - PT Jamsostek (Persero) Wilayah VI Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, menjaring sebanyak 8.176 orang peserta program Asuransi Kesejahteraan Sosial melalui kerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Kepala Kantor Wilayah VI PT Jamsostek Elias Manuhutu di Tuban, Jatim, Selasa mengemukakan, peserta program Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos) berasal dari keluarga miskin yang bekerja di sektor informal, seperti tukang becak, pedagang kecil, nelayan, dan petani. "Program Askesos baru berjalan satu bulan ini dan merupakan tindak lanjut kerja sama PT Jamsostek dengan Kementerian Sosial," katanya usai penyerahan santunan jaminan kematian program Askesos. Santunan jaminan kematian diberikan kepada ahli waris dua peserta Askesos yang meninggal dunia, karena kecelakaan kerja, yakni Abdul Majid (anggota Koperasi Syariah BMT Fanshob Karya Tuban dan Pasiran (anggota KSU Mitra Karya Mandiri Tuban). Kedua peserta Askesos yang bekerja sebagai tukang becak itu mendapatkan santunan jaminan kematian masing-masing sebesar Rp21 juta, terdiri dari santunan kematian Rp14,2 juta, biaya pemakaman Rp2 juta dan santunan berkala Rp4,8 juta. "Pembayaran santunan ini merupakan yang pertama di Jatim dan Indonesia, sejak program Askesos dilaksanakan bersama Jamsostek," tambah Elias Manuhutu. Menurut Elias, program Askesos sangat bermanfaat bagi pekerja informal dari keluarga miskin, yang selama ini tidak memiliki akses langsung atau terlindungi jaminan sosial. Kepala Bidang Bantuan dan Perlindungan Sosial Dinsos Jatim AA Zainal Arifin menambahkan, dalam kerja sama dengan Jamsostek, pembayaran premi selama satu tahun pertama untuk 8.176 peserta sebesar Rp1,02 miliar ditanggung pemerintah lewat APBN. "Bantuan premi itu sifatnya sebagai stimulus agar pada tahun berikutnya peserta bisa membayar sendiri. Preminya sangat murah, hanya Rp10.400 perbulan atau setara satu bungkus rokok," katanya. Zainal menjelaskan, keluarga miskin yang mendapatkan kesempatan menjadi peserta program Askesos didasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) dan telah bergabung dalam Lembaga Pelaksana Askesos (LPA), semisal koperasi atau lembaga keuangan mikro BMT (Baitul Maal wat Tamwil). "Untuk tahun 2013, Dinsos Jatim akan mengusulkan jumlah peserta Askesos hingga dua kali lipat, karena keluarga miskin saat ini jumlahnya sekitar 493 ribu di berbagai daerah," ujarnya. Program Askesos sebenarnya sudah dijalankan Kementerian Sosial sejak 2003 melalui lembaga koperasi, BMT dan lainnya, tetapi kerja sama dengan Jamsostek baru dimulai tahun ini. Menurut Zainal, program jaminan sosial untuk pekerja informal dari keluarga miskin ini menjadi semacam uji coba sebelum diterapkannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada dua tahun mendatang. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012