Kediri - Warga penerima raskin di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, menolak raskin jatah dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri, karena kualitasnya buruk. "Warga menolak dengan raskin ini. Kamipun sebagai perangkat menindaklanjuti laporan dari warga untuk mengembalikan raskin ke Bulog," kata Misbah, salah seorang perangkat di desa itu, ditemui di kantor desa, Selasa. Pihaknya mengatakan, raskin itu datang ke kantor desa pada pagi hari tadi. Ada sekitar 6 ton raskin yang dikemas dalam kemasan karung 15 kilogram yang rencananya diperuntukkan bagi 24 RT. Raskin itu dijual dengan harga Rp1.600 per kilogram. Suhadi, salah seorang pesuruh di kantor desa itu mengatakan raskin dengan kualitas jelek seperti yang ditemukan saat ini baru terjadi. Sebelumnya, raskin yang dikirimkan kulitasnya cukup baik. "Dulu kualitasnya bagus, warna berasnya cukup putih, tapi yang dikirimkan saat ini warnanya sudah coklat kekuning-kuningan, dan berasnya kotor," kata Suhadi. Ia mengatakan, beras ini sudah tidak layak dimakan. Ia berharap, beras ini segera dikembalikan, sehingga masyarakat pun bisa mengomsumsinya. "Harusnya beras dikembalikan. Kalau seperti ini, rasanya sudah tidak layak dikonsumsi," katanya. Temuan beras dengan kualitas buruk ini sebelumnya juga pernah terjadi, yaitu di Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Beras yang diberikan pada warga miskin juga kualitasnya buruk, warna berasnya coklat kekuning-kuningan bahkan beras itu juga bercampur dengan batu berwarna putih. Hal itu membuat, warga penerima kesulitan untuk mengonsumsinya. Bahkan, ada sebagian warga penerima raskin yang menjadikan beras itu sebagai campuran pakan unggas, karena dinilai tidak layak konsumsi. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012