Madiun - Pemerintah Kabupaten Madiun mengembangkan tanaman porang guna meningkatkan perekonomian petani di tepian hutan. Bupati Madiun Muhtarom, Senin mengatakan, pembudidayaan tersebut dilakukan melalui kegiatan "Integrasi Kasepo", yakni integrasi penanaman komoditas kakao, sengon dan porang yang rata-rata berada di hutan milik Perhutani KPH Madiun dan KPH Saradan. "Sebanyak 40 persen wilayah Kabupaten Madiun adalah hutan produktif. Karena itu, sangat tepat jika warga tepian hutan membudidayakan porang di bawah tegakan hutan milik Perhutani untuk meningkatkan pendapatannya karena tidak dapat menanam padi," ujar Muhtarom. Menurut dia, warga tepian hutan yang membudidayakan porang tersebut tergabung dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang keberadaannya dibina oleh pemerintah daerah dan Perhutani setempat. "Saat ini, dari 66 desa tepian hutan di Kabupaten Madiun, sebanyak 22 desa di antaranya penduduknya telah tergabung dalam LMDH. Jumlah kepala keluarga yang telah tergabung mencapai sekitar 5.440 kepala keluarga," kata dia. Bupati menambahkan, pembudidayaan porang di Kabupaten Madiun sebetulnya sudah cukup lama dilakukan oleh para petani. Pihaknya berkeinginan untuk terus mengembangkan produksi tanaman tersebut karena nilai ekonominya yang cukup tinggi. Umbi dari tanaman porang diekspor ke negara Jepang untuk diolah menjadi makanan konyaku (tahu) dan shirataki (mie). Makanan tersebut merupakan makanan favorit di Jepang.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012