Surabaya - Produsen mobil listrik PT Great Asia Link (Grain) siap memproduksi kendaraan hemat bahan bakar minyak (BBM) tersebut secara massal pada tahun 2013. "Kapasitas produksi di pabrik kami di Kedung Anyar Gresik mampu mencapai 60.000 unit mobil listrik jenis matik dan 20.000 unit untuk mobil listrik manual," kata Manajer Pemasaran dan Penjualan PT Great Asia Link (Grain), Haryanto Setiawan, ditemui usai mendampingi Menteri BUMN Dahlan Iskan menguji coba mobil listriknya, di Surabaya, Jumat. Menurut dia, ketertarikannya memproduksi mobil listrik dikarenakan potensi pasarnya di Indonesia sangat bagus. Apalagi di Pulau Jawa sampai sekarang energi listriknya mengalami "oversupply". "Untuk itu, kami optimistis kendaraan beroda empat yang diproduksinya dapat diserap pasar otomotif," ujarnya. Selain itu, kata dia, di luar negeri seperti China dan Belanda juga telah menerapkan mobil listrik sebagai alat transportasi. Contoh, 20 persen pasar otomotif Belanda sudah menggunakan mobil listrik. "Di Belanda, mobil listrik banyak dioperasikan untuk taksi," katanya. Walau demikian, tambah dia, estimasi produksi massal pada bulan Maret tahun 2013 tidak bisa memenuhi seluruh kapasitas karena harus dilakukan secara bertahap. "Mengenai varian mobil listrik yang disiapkan, ada tiga antara lain Ravi, Hivi, dan Hevi (untuk mobil listrik 'pick up'). Kalau yang diuji Menteri BUMN sekarang mobil listrik jenis Ravi," katanya. Ia berharap, dengan dikeluarkannya mobil listrik terutama manual dapat menguasai pangsa pasar lima persen dari total pasar mobil secara keseluruhan di Tanah Air yang mencapai 1 juta unit. "Untuk investasi, harga mobil listrik memang lebih mahal. Namun, biaya operasionalnya lebih murah 75 persen dibandingkan mobil yang memakai BBM Nonsubsidi," katanya. Terkait kendala dioperasionalkannya mobil listrik, lanjut dia, ada pada pemasangan baterai. Tapi, sesuai perkembangan teknologi yang ada saat ini pihaknya sudah bisa menangani kendala tersebut. "Ketika memakai mobil listrik, untuk menempuh jarak 150 kilometer maka pengendara bisa menggunakan kecepatan rata-rata 120 Kilometer per jam," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012